Skip to main content

Roti Maryam

Kemarin, aku dan suami pergi ke Masjid Al Akbar Surabaya (MAS) untuk buka puasa dan tarawih di sana, mumpung weekend. Kami memutuskan buat makan di luar sebagai selingan. Suami lagi pengen gudeg, dan karena membuatnya ribet, jadi kami memutuskan beli. lebih cepat dan praktis, hehe. Menu buka puasa kami adalah gudeg komplit dan ayam bakar, plus es campur sebagai takjil. FYI, kalau Ramadhan, di MAS ada bazar ramadhan yang menjual aneka kebutuhan mulai makanan, pakaian, alat sholat, sampai ponsel, motor dan rumah.

Setelah selesai berbuka, kami beranjak menuju masjid untuk sholat magrhib. Eh ketemu sama stand makanan khas jazirah Timur Tengah. Ada samosa, kebab, nasi kebuli, roti maryam, nasi briyani, martabak, gulai kacang hijau, dan masih banyak lagi. Pilihanku jatuh pada roti maryam. Sengaja beli yang setengah matang buat dimakan di rumah, karena perut kan masih kenyang. Aku beli satu pax, isinya lima lembar, harganya Rp. 17.500,-. 

Berhubung males masak, dan ngebet sama roti ini, aku menjadikannya menu untuk sahur tadi pagi. Cara penyajiannya gampang. Cukup dipanaskan di ats teflon selama kurang lebih lima menit, dibolak - balik kedua sisinya hingga kecokelatan. Gak usah dikasih minyak goreng atau mentega, karena rotinya akan mengeluarkan semacam minyak. Setelah matang, tambahkan topingnya. Bisa keju parut, meises atau selai. Bisa juga dimakan bersama gulai. Kalau aku, memilih selai jeruk dan keju parut. This is it, roti maryam jeruk keju ala chef Ratna :D


Ternyata makan satu lembar aja bikin kenyang, padahal udah prepare lima. Jadinya, sisanya "nginep" kulkas dulu. We'll catch you later :)

Comments

Rosdiana said…
Roti maryam punya mas Opieq juga recommended, Na.. Itu lo, yg biasa dipesen sm aku, Tutu, Ita.. 5 pcs Rp 27500 kalo g salah..

Popular posts from this blog

Bintang GTM

Seminggu ini menjadi salah satu minggu yang membuatku sedih. Bagaimana tidak, Bintang yang selama ini pemakan segala mendadak GTM. Usut punya usut, dia lagi sariawan. Ini sariawan yang kedua. Setelah yang pertama sembuh, sekarang kok ya nongol lagi. Mana kejadian ini muncul ketika Bintang recovery dari batpil, di mana saat itu makannya tidak seperti biasanya. Ya iyalah, orang sakit mana gampang makannya. Sedih lihat Bintang jadi agak tirus gitu pipinya. Makannya dikit geraknya banyak, nggak bisa diam. Ngocehnya juga banyak. Sedih juga ngebayangin berapa BBnya sekarang. *sembunyikan timbangan. Selama sariawan Bintang jadi sedikit makannya. Di sariawan pertama dia masih mau makan meski harus bubur. Masih gampang juga nyuapinnya. Di sariawan yang kedua susahnya minta ampun, dia lebih sering GTM. Aneka masakan sudah aku coba, aku sengaja memasakkan aneka menu favoritnya. Tapi cuma disentuh seimprit, itupun kalau dia mood. Kesabaran semakin menipis karena khawatir kekurangan asupan...

Cerita Dari Jogja (Part 2)

Bandara Adi Sucipto: tampak depan Kali ini aku akan bercerita tentang bandara yang ada di Jogja, yaitu Adi Sucipto International Airport. Meskipun bertaraf internasional, bandara ini termasuk kecil secara luasan bangunan dan landasan. Beda jauh dengan bandara Juanda di Surabaya atau Soekarno Hatta di Jakarta. Ruangan kedatangan domestiknya nggak terlalu gede, bisa dikatakan kecil malah, "cuma" dilengkapi tiga baggage claim.  boarding room antrian masuk pesawat Untuk boarding room, berbeda dengan bandara lainnya yang bebentuk persegi panjang, di bandara ini bentuknya setengah lingkaran. Karena jumlahnya cuma satu, maka penumpang dari berbagai maskapai akan bercampur baur di sini. Boarding room ini dilengkapi 4 gate untuk naik pesawat. Cuma kemarin pas aku check in , di boarding pas s ku tertera gate 0. Berhubung ini baru pertama kali terjadi, daripada tersesat di bandara, aku bertanya ke salah satu petugas yang ada. Dari beliau, aku mendapatkan informa...

Aku dan Freezer = Pembuktian :)

Suka yang aneh - aneh. Doyan belanja. Boros. Keras kepala. Pemimpi. Itulah komentar orang - orang sekitar pas tahu aku berencana beli freezer baru karena freezer yang lama udah nggak muat buat ASIP. Sempat stress juga karena omongan tersebut. Tapi mereka kan nggak pernah berada di posisiku. Mereka nggak pernah pompa ASI kayak aku. Sempet kendur juga ketika disodori pertanyaan "emang bakal penuh?", "kalau udah nggak dipakai mau diapakan?". Hmm... Akhirnya aku tetap pada keputusanku, beli freezer baru. I don't care with all they said any longer. Modal utamaku cuma bismillah. Dan ketika freezer itu datang, apa yang terjadi? Aku menangis haru saat tahu freezer itu akhirnya penuh, bahkan nggak muat untuk ASIP yang ada setelah botol - botol yang berceceran (baca: dititipkan di mana - mana) dikumpulkan dan dipindahkan ke situ. Alhamdulillah wa syukurillah, aku berhasil membuktikan bahwa freezer ini emang worth to buy . Aku membuktikan kalau aku bisa ...