Skip to main content

The Wedding


Pagi ini, seperti biasa, saya memulai hari saya di kantor dengan membuka email. Dan email teratas yang masuk adalah dari teman SMA saya. Email-nya berisi undangan pernikahan. Agak mengejutkan saya. Dengan siapa dia menikah. Tak lain dan tak bukan adalah kakak kelas saya, yang dulunya dekat dengan sahabat saya. Tapi itulah misteri kehidupan, cinta datang pada orang tak terduga, dan dengan cara yang sulit diterka pula.

Bulan ini teman - teman saya banyak sekali yang menikah. Praktis ini adalah undangan ke sekian yang saya terima. Meski tak semua undangan bisa saya hadiri, saya turut berbahagia atas pernikahan mereka. Hey, happy wedding for all of you. May the happiness will follow ur new life through. Congratz, you're finally found ur someone, that I wish be the one and only, amin.

Kalau toh emang sekarang "musim kawin", ya wajar. Usia mereka sudah mulai mendekati titik kematangan. Mungkin memang sudah saatnya melepas masa lajang dan memulai kehidupan baru. Sudah lulus, sudah mempunyai pekerjaan. Maka saatnya mencari pasangan :)

Lantas, bagaimana dengan saya? Hmmm, to be honest it's a difficult question to answer. Saya pernah sangat menginginkan dan merencanakannya. But, life doesn't always turn out the way I plan it to. Satu masalah datang menerpa hubungan saya, yang mengakibatkan tidak terlaksananya rencana tersebut. Saya akhirnya legowo. Ya, karena manusia hanya bisa berencana, Tuhan-lah yang menentukan.

Bohong banget kalau saya tidak bersedih karenanya. Saya sempat merasakan kesedihan yang mendalam. Tapi tak lama. Saya tak mau berlarut - larut. Saya mencoba berpikir positif. Mungkin ini memang belum rezeki saya. It's not my turn to play that game. Mungkin ini bukanlah waktu yang tepat untuk mengakiri masa lajang. But I do believe that someday I'll get it in the right time. Sahabat saya, Rena, pernah bilang "God answers a prayer in three ways. He says YES and gives you what you want. He says NO and give you something BETTER. He says WAIT and give you the BEST. In His own time". Ya, karena pada intinya it's about time.

And all I can do now is enjoy my life as well as possible. Enjoy the thing that maybe I couldn't have or do anymore when I'm married someday.


Love
NaaNaa
3-R Campaign: Reduce, Reuse, Recycle

Comments

Popular posts from this blog

Nasi Pupuk

Nasi Pupuk adalah Nasi Campur khas Madiun. Biasa ada di resepsi perkawinan dengan konsep tradisional, bukan prasmanan. Makanya biasa juga disebut Nasi Manten. Isinya adalah sambal goreng (bisa sambel goreng kentang, krecek, ati, daging, atau printil), opor ayam (bisa juga diganti opor telur), acar mentah dan krupuk udang. Berhubung sudah lama tidak ke mantenan tradisional, jadi aku sudah lama banget tidak menikmatinya. So, membuat sendirilah pilihannya. Soalnya tidak ada mantenan dalam waktu dekat juga. Hehehe. Alhamdulillah bisa makan dengan puas :) Happy cooking, happy eating.

Cerita Tentang Pesawat Terbang

To invent an airplane is nothing.  To build one is something.  But to fly is everything.  (Otto Lilienthal) Naik pesawat terbang buat sebagian orang adalah makanan sehari-hari. Surabaya - Jakarta bisa PP dalam sehari, lalu esoknya terbang ke kota lainnya lagi. Tapi, bagi sebagian orang naik pesawat terbang adalah kemewahan, atau malah masih sekedar harapan. Aku ingat betul, ketika aku masih kecil, sumuran anak taman kanak-kanak, aku punya cita-cita naik pesawat. Setiap kali ada pesawat terbang melintas, aku mendongakkan kepala dan melambaikan tangan.  Seusai ritual itu, aku akan bertanya "Bu, kapan aku bisa naik pesawat". "Nanti kalau kamu sudah besar, belajar yang rajin ya", jawab Ibu. Pada saat itu aku cuma mengangguk, tidak menanyakan lebih lanjut apa hubungan antara naik pesawat dengan rajin belajar. Yang pasti, mimpi itu tetap terpatri. Ketika usiaku semakin bertambah, aku menjadi lebih paham bahwa sebenarnya naik pesawat tidak masuk...

[Review] Urban Wagyu: Makan Steak di Rumah

tenderloin steak rib eye steak Sejak kapan itu pengen makan steak, cuma suami keluar kota terus. Lalu, lihat feed IG kok nemu steak yang bisa delivery. Tergodalah aku untuk ikut beli di  @urbanwagyu . Mereka adalah steak house yang melayani delivery order saja, karena untuk sementara belum ada restonya. "Wah, seru nih  bisa makan steak di rumah", pikirku. Pesananku: rib eye well done, mashed potato, mixed vegies, extra grilled baby potato dg mushroom sauce. Sedangkan pesanan suami: tenderloin well done, french fries, mix vegies dengan black pepper sauce. Pesanan kami datang dengan kemasan box cokelat ala pizza dengan keterangan tentang detail pesanan di salah satu sisinya. Dagingnya dibungkus alumunium foil, saus dibungkus cup plastik dan diberikan peralatan makan dari plastik  dan dilengkapi dengan saus tomat dan sambal sachet. Reviewnya sebagai berikut: Dagingnya empuk banget, bisa dipotong dengan peralatan makan plastik. Lembut ...