Skip to main content

Antara Ketakutan Dan Doa


Orang seringkali berdoa karena ketakutan yang dialaminya. Atau orang justru ketakutan dalam doanya? Takut tidak dikabulkan misalnya.. Kalau bagi saya, saya merasakan dua - duanya. Saya sering berdoa karena ketakutan yang saya alami, dengan berbagai macam penyebabnya. Dan dalam doa saya, saya kadang takut Allah tidak mengabulkan doa saya.

Tapi, buat saya ketakutan itu sendiri adalah suatu perasaan yang unik. Suatu perasaan negatif yang seringkali justru mendorong kita untuk melakukan hal - hal positif, misalnya dengan berdoa. Kita akan melakukan segala macam cara demi menghilangkan perasan takut yang kita rasakan. Kita akan lebih preventif agar ketakutan itu tidak terjadi.

Salah satu contoh ketakutan yang saya alami adalah kecelakaan. Ya, saya takut hal itu terjadi. Sangat takut. Sejak dari dulu perasaan itu sudah ada memang, tapi ketakutan itu membesar akhir - akhir ini. Salah satu penyebabnya tidak lain dan tidak bukan adalah meningkatnya angka kecelakaan dewasa ini. Dan hampir tiap minggu saya melihat dengan mata kepala saya sendiri. Suatu kejadian yang membuat saya ngeri. Saya seringakali tutup mata (dalam arti harfiah) bila melihat kejadian itu. Saya takut dan nggak tega melihat orang terluka apalagi jika harus dengan berdarah - darah, atau anak kecil yang menangis tersedu karena menahan kesakitan. Saya sungguh tak tega.

Berawal dari situlah saya melakukan tindakan untuk mengantisipasinya. Saya menanamkan pada diri saya untuk tidak pernah melanggar peraturan lalu lintas. Karena menurut data dari POLRI salah satu penyebab terbesar dari kecelakaan adalah pelanggaran lalu lintas. Saya selalu mengenakan helm, menyalakan lampu, menyalakan lampu sein jika hendak berbelok, dsb. Intinya adalah patuh lalu lintas dan berhati - hati.

Namun, saya sadar bahwa kehati - hatian saja tak cukup untuk membuat kita selamat. Tidak bisa dijadikan jaminan bahwa kita akan bebas dari yang namanya celaka. Kehati - hatian hanyalah salah satu sarana untuk meminimalisir kecelakaan itu. Dan untuk itulah, diperlukan pendukung lain untuk meningkatkan kesempatan kita untuk selamat. Salah satunya adalah dengan berdoa. Ya, saya percaya pada kekuatan doa. Doa yang secara harfiah berarti permohonan kepada Sang Pencipta, adalah sesuatu hal yang luar biasa. Dalam doa yang kita panjatkan, dalam kerendahan hati kita saat meminta pada Allah. Dalam doa kita memohon dan memasrahkan diri kita kepada-Nya. Di sinilah ada hal yang tidak pernah bisa kita ingkari. Bahwa Tuhan adalah kesudahan dari segala sesuatu. Kita, sebagai manusia, hanya bisa berusaha. Dan pada akhirnya Tuhan juga yang menentukan. Kita bisa berusaha untuk meminimalisir kecelakaan, tapi tidak bisa mencegah Tuhan untuk membuat kita celaka. Maka dari itulah saya berdoa, berdoa agar Tuhan bermurah hati, menjaga dan melindungi saya dari segala macam mara bahaya.

Salah satu bentuk doa yang saya lakukan adalah dengan mengaji. Tak terlalu banyak, tapi sudah saya jadikan rutinitas sehari - hari. Dua kali setiap hari. Pagi hari sebagai doa memohon perlindungan dan kemudahan dalam segala urusan. Dan malam hari sebagai rasa syukur saya atas segala nikmat yang saya terima hari itu. Tampak lucu mungkin, tapi inilah salah satu cara saya yang saya yakini bisa mendatangkan, atau paling tidak mempermudah jalan, untuk mendapatkan keselamatan dan kemudahan dalam hidup. Saya meyakini pepatah yang bilang "Doa tanpa usaha akan percuma. Usaha tanpa doa sombong namanya". Dan yang paling saya yakini adalah ayat AlQuran yang menyebutkan "Berdoalah, maka akan Aku kabulkan".


Love
NaaNaa
3-R Campaign: Reduce, Reuse, Recycle

Comments

Popular posts from this blog

Nasi Pupuk

Nasi Pupuk adalah Nasi Campur khas Madiun. Biasa ada di resepsi perkawinan dengan konsep tradisional, bukan prasmanan. Makanya biasa juga disebut Nasi Manten. Isinya adalah sambal goreng (bisa sambel goreng kentang, krecek, ati, daging, atau printil), opor ayam (bisa juga diganti opor telur), acar mentah dan krupuk udang. Berhubung sudah lama tidak ke mantenan tradisional, jadi aku sudah lama banget tidak menikmatinya. So, membuat sendirilah pilihannya. Soalnya tidak ada mantenan dalam waktu dekat juga. Hehehe. Alhamdulillah bisa makan dengan puas :) Happy cooking, happy eating.

Cerita Tentang Pesawat Terbang

To invent an airplane is nothing.  To build one is something.  But to fly is everything.  (Otto Lilienthal) Naik pesawat terbang buat sebagian orang adalah makanan sehari-hari. Surabaya - Jakarta bisa PP dalam sehari, lalu esoknya terbang ke kota lainnya lagi. Tapi, bagi sebagian orang naik pesawat terbang adalah kemewahan, atau malah masih sekedar harapan. Aku ingat betul, ketika aku masih kecil, sumuran anak taman kanak-kanak, aku punya cita-cita naik pesawat. Setiap kali ada pesawat terbang melintas, aku mendongakkan kepala dan melambaikan tangan.  Seusai ritual itu, aku akan bertanya "Bu, kapan aku bisa naik pesawat". "Nanti kalau kamu sudah besar, belajar yang rajin ya", jawab Ibu. Pada saat itu aku cuma mengangguk, tidak menanyakan lebih lanjut apa hubungan antara naik pesawat dengan rajin belajar. Yang pasti, mimpi itu tetap terpatri. Ketika usiaku semakin bertambah, aku menjadi lebih paham bahwa sebenarnya naik pesawat tidak masuk

[Review] Urban Wagyu: Makan Steak di Rumah

tenderloin steak rib eye steak Sejak kapan itu pengen makan steak, cuma suami keluar kota terus. Lalu, lihat feed IG kok nemu steak yang bisa delivery. Tergodalah aku untuk ikut beli di  @urbanwagyu . Mereka adalah steak house yang melayani delivery order saja, karena untuk sementara belum ada restonya. "Wah, seru nih  bisa makan steak di rumah", pikirku. Pesananku: rib eye well done, mashed potato, mixed vegies, extra grilled baby potato dg mushroom sauce. Sedangkan pesanan suami: tenderloin well done, french fries, mix vegies dengan black pepper sauce. Pesanan kami datang dengan kemasan box cokelat ala pizza dengan keterangan tentang detail pesanan di salah satu sisinya. Dagingnya dibungkus alumunium foil, saus dibungkus cup plastik dan diberikan peralatan makan dari plastik  dan dilengkapi dengan saus tomat dan sambal sachet. Reviewnya sebagai berikut: Dagingnya empuk banget, bisa dipotong dengan peralatan makan plastik. Lembut dan