Skip to main content

Cerita Memerah ASI Ketika Diklat

Awal bulan Oktober aku kembali masuk kantor setelah cuti melahirkan sela tiga bulan. Seminggu kemudian aku harus meninggalkan Rhea selama tiga hari karena harus mengikuti diklat dari kantor. Karena sudah mengetahui bahwa akan ada diklat, jauh hari aku sudah menyiapkan ASIP untuk kebutuhan Rhea.




Selama diklat ke mana-mana bawa peralatan tempur (breast pump, cooler bag, ice gel dan apron). Berhubung nggak ada nursing room, jadilah pumping di pojokan ruangan saat istirahat tiba. Dilihatin orang sudah biasa, santai dan cuek aja. Untung punya teman perjuangan Mbak Ratna Ayu (dari Direktorat Keuangan), sekamar pula. Tengah malam, dini hari saling membangunkan dan menyemangati. Alhamdulillah we nailed it ya Mbak 💪❤

ASIP aku titipkan di resto hotel, dengan memasukkan ke wadah tertutup sebelumnya supaya tidak mudah terkontaminasi bahan makanan lain. Alhamdulillah kemarin ice gel disimpan di freezer ice cream dan ASIP disimpan di kulkas bersama minuman.

Jangan lupa komunikasikan ke pihak panitia dan/atau hotel bahwa kita ibu menyusui yang butuh memerah, supaya diberi kelonggaran waktu dan kamar yang dekat resto supaya jalannya gak terlalu jauh kalau mau nitipin ASIP.

Breastfeeding struggle is real!! No body said it was easy, but it is worth to fight for. 💪💪

Thank you so much to all who have supported me. It means a lot ❤

Comments

Popular posts from this blog

Nasi Pupuk

Nasi Pupuk adalah Nasi Campur khas Madiun. Biasa ada di resepsi perkawinan dengan konsep tradisional, bukan prasmanan. Makanya biasa juga disebut Nasi Manten. Isinya adalah sambal goreng (bisa sambel goreng kentang, krecek, ati, daging, atau printil), opor ayam (bisa juga diganti opor telur), acar mentah dan krupuk udang. Berhubung sudah lama tidak ke mantenan tradisional, jadi aku sudah lama banget tidak menikmatinya. So, membuat sendirilah pilihannya. Soalnya tidak ada mantenan dalam waktu dekat juga. Hehehe. Alhamdulillah bisa makan dengan puas :) Happy cooking, happy eating.

Cerita Tentang Pesawat Terbang

To invent an airplane is nothing.  To build one is something.  But to fly is everything.  (Otto Lilienthal) Naik pesawat terbang buat sebagian orang adalah makanan sehari-hari. Surabaya - Jakarta bisa PP dalam sehari, lalu esoknya terbang ke kota lainnya lagi. Tapi, bagi sebagian orang naik pesawat terbang adalah kemewahan, atau malah masih sekedar harapan. Aku ingat betul, ketika aku masih kecil, sumuran anak taman kanak-kanak, aku punya cita-cita naik pesawat. Setiap kali ada pesawat terbang melintas, aku mendongakkan kepala dan melambaikan tangan.  Seusai ritual itu, aku akan bertanya "Bu, kapan aku bisa naik pesawat". "Nanti kalau kamu sudah besar, belajar yang rajin ya", jawab Ibu. Pada saat itu aku cuma mengangguk, tidak menanyakan lebih lanjut apa hubungan antara naik pesawat dengan rajin belajar. Yang pasti, mimpi itu tetap terpatri. Ketika usiaku semakin bertambah, aku menjadi lebih paham bahwa sebenarnya naik pesawat tidak masuk

[Review] Urban Wagyu: Makan Steak di Rumah

tenderloin steak rib eye steak Sejak kapan itu pengen makan steak, cuma suami keluar kota terus. Lalu, lihat feed IG kok nemu steak yang bisa delivery. Tergodalah aku untuk ikut beli di  @urbanwagyu . Mereka adalah steak house yang melayani delivery order saja, karena untuk sementara belum ada restonya. "Wah, seru nih  bisa makan steak di rumah", pikirku. Pesananku: rib eye well done, mashed potato, mixed vegies, extra grilled baby potato dg mushroom sauce. Sedangkan pesanan suami: tenderloin well done, french fries, mix vegies dengan black pepper sauce. Pesanan kami datang dengan kemasan box cokelat ala pizza dengan keterangan tentang detail pesanan di salah satu sisinya. Dagingnya dibungkus alumunium foil, saus dibungkus cup plastik dan diberikan peralatan makan dari plastik  dan dilengkapi dengan saus tomat dan sambal sachet. Reviewnya sebagai berikut: Dagingnya empuk banget, bisa dipotong dengan peralatan makan plastik. Lembut dan