Dinas luar kota pertamaku setelah kembali dari cuti melahirkan. Bawaanku bertambah karena harus membawa peralatan memerah ASI: cooler bag, ice gel, pompa ASI dan apron. Aku membawa dua ice gel untuk durasi 15 jam ternyata cukup. Ini masih trial sebenarnya karena belum pernah membawa ASIP selama ini sebelumnya. Di kantor, setelah memerah, biasanya ASIP langsung aku masukkan kulkas, cooler bag dan ice gel hanya untuk membawa ASIP di perjalanan saja.
First thing to do after landing is pumping. Sengaja langsung jalan menuju ke terminal kereta bandara supaya bisa pumping setelah beli tiket sambil nunggu kereta. Eh ternyata nursery roomnya dikunci, dan tak ada petugas di sekitar situ, huhuhu. Jadilah aku pumping di lounge berbekal apron. Beberapa orang melihat ke arahku, tapi aku cuek saja. Toh tidak saling mengganggu. ✌✌
.
.
Aku baru pumping lagi ketika jam istirahat. Kali ini nebeng di Pojok Laktasinya Ditjen Kekayaan Intelektual. Well, sebenarnya ini bukan ruang laktasi beneran, karena diletakkan di ruang obat, di poliklinik. Tapi privasi lebih terjaga dan fasilitasnya lumayan. Ada kursi, bantal, karpet, wastafel, colokan dan kulkas. Pengunjung boleh memakainya dan menitipkan ASIP & ice gelnya di situ. Kemarin ketemu sama salah satu staf yg juga pumping, ngobrol-ngobrol jadi nggak kerasa. Oiya, Pojok Laktasi DJKI ada di lantai 1, dari pintu masuk belok ke kiri.
.
.
Alhamdulillah sekarang petugas bandara sudah jauh lebih aware soal ibu yang bepergian bawa ASIP, lolos begitu saja setelah pemeriksaan. Enam tahun lalu, ketika menyusui Bintang, aku harus menerima pemeriksaan ekstra, ditanya macam-macam terlebih dahulu.
.
.
Picture 1 & 6 were taken by @sarashitt.
.
.
#nomalizebreastfeeding #nursinginpublic #breastfeeding #ratnabreastfeedingjourney
Comments