Skip to main content

One Day Trip to Singapore

Pergi ke luar negeri tapi cuma sehari? Bisa donk, karena ini dalam rangka mampir. Ternyata seru juga lho. Ceritanya, aku lagi di Batam, karena di Batam tidak banyak destinasi menarik, maka diputuskan nyebrang ke negara tetangga, Singapura.

Dari hotel berangkat jam 04.30. perjalanan dari hotel menuju Batam City Center memakan waktu sekitar lima belas menit saja. Aku menggunakan kapal paling pagi, yaitu jam 06.00. Sampai di pelabuhan, masih sepi dan belum bisa check in. So, first thing to do-nya adalah Sholat Subuh. Keluar dari musholla, ternyata udah ramai saja.

Sebagai informasi, pada saat weekend, arus pendatang ke Singapura meningkat hingga dua kali lipat dari biasa, sehingga antrian imigrasi bisa memakan waktu hampir seja. Jadi penting untuk mengalokasikan waktu lebih ya, supaya tidak ketinggalan kapal.


Kapal ferry yang aku tumpangi berukuran sedang, murni kapal penumpang. Kapalnya bersih, kursinya empuk, berAC dan dilengkapi kamar mandi. Ombak di perairan Selat Singapura tidak besar, tenang. Jadi nggak bikin pusing, mual, muntah. Aku memutuskan untuk menyantap sarapan yang aku bungkus dari hotel di kapal.


Perjalanan laut dari Batam ke Singapura memakan waktu sejam. Pelabuhan Harbourfront bersih sekali. Aku disambut pemandangan kapal-kapal pesiar besar yang bagus. Kapal yang sebelumnya hanya aku lihat di televisi, kini ada di depan mata. 

Antrian imigrasi di Harbourfront ternyata panjang sekali, hampir satu setengah jam sendiri. Mana waktu itu menahan pipis, jadi kerasa banget lamanya. Sebelum meninggalkan Harbourfront, aku sekalian check in buat perjalanan pulangku nanti.


First Stop: Merlion Park
Merlion memang selalu jadi spot favorit. Katanya sih belum sah ke Singapore kalau belum foto sama Merlion. Heheh


Memang dari kawasan Merlion ada banyak iconic spots seperti Singapore Flyer, Marina Bay Sands Hotel, Esplanade, The Art Science Museum dan Jubilee Bridge. Kalau ada budget lebih Anda bisa ikut river cruise untuk menikmati pemandangan tersebut dari Singapore River. Saran untuk Anda, datanglah ke Merlion di pagi hari karena belum terlalu ramai dan belum panas.

Esplanade, a world performing arts center should be this artistic!
Marina Bay Sands Hotel, the unofficial icon of Singapore

Second Stop: Bugis
Bugis Street Market memang menjadi jujukan wisatawan karena merupakan salah satu pusat cinderamata murah. Kaos, gantungan kunci, magnet kulkas, tas tumpah ruah di sini. Di seberangnya ada Bugis Junction, sementara di sebelahnya ada Bugis +. Perbelanjaan modern berdampingan harmonis dengan perbelanjaan tradisional. Aku tidak banyak belanja di sini, karena tahun lalu baru dari Singapore.

Bugis Street Market

Third Stop: Royal Kublai Khan Restaurant
Selesai belanja, lapar melanda. Pilihan makan siangku jatuh di restoran halal ini. Restoran ini menyajikan Chinese Food. Menu yang disajikan antara lain: Capjay, Kekian Goreng, Fuyunghai, Fried Prawn with Cereal, ayam asam manis dan buah. Rasanya enak dan pas lidah, alhamdulillah. Maaf nggak bisa mereview detailnya, waktu itu fokus makan karena udah kelaparan hihi.


Fourth Stop: Orchard Road
Di Orchard Road cuma seightseeing, karena harga barang-barang yang dijual di sini nggak masuk budgetku. Eits, tapi tenang saja, di Orchard ini meski dipenuhi mall, tapi antara satu mall dengan mall lainnya berbeda arsitektur dan interiornya, jadi nggak membosankan.

Masjid Al Falah tampak dalam

Begitu sampai Orchard aku langsung menuju Masjid Al Falah, salah satu masjid terbesar di Singapore. Masjid dua lantai ini bersih dan nyaman. Area sholat untuk laki-laki ada di lantai satu, sedangkan area sholat untuk perempuan ada di lantai dua. Di ruang sholat disediakan kursi-kursi bagi mereka yang tidak kuat sholat sambil berdiri. Selalu senang deh melihat yang berkebutuhan diperhatikan dan diberikan fasilitas yang sama dengan yang lainnya.

Durian Ice Cream

Seusai sholat, aku nyebrang. Tujuan utamaku adalah beli One Dollar (and twenty cents) ice cream, the famous cool treat in Singapore. Pilihanku jatuh pada sepotong es krim rasa durian dalam tangkupan roti tawar. Kalau nggak suka roti tawar, bisa milih wafer kok. Untuk pilihan es krimnya ada cokelat, vanila, blueberry, strawberry, durian, mangga, dan masih banyak lagi. Sayang nggak nemu yang rasa matcha. Kalau ada, pasti pilih rasa itu. Maklum, aku kan matcha lover, hehe.


Fifth Stop: Hjh. Maemunah Restaurant
Habis jalan, makan lagi. Hihihi. Ini sebenarnya makan malam, tapi dicepetin, karena menyesuaikan itinerary. Restoran yang terletak di Jalan Pisang, daerah kampung Arab ini sudah bersertifikat halal. Jadi nggak perlu khawatir ya. Di Singapore ini nyari makanan halal tidak susah kok. Pemerintah Singapore menetapkan peraturan bahwa setiap food court harus ada stall makanan halal. Selain itu, restoran franchise macam KFC, McD, Burger King di sini bersertifikat halal. Jadi tinggal pilih restoran sesuai selera. Kalau aku sih sebisa mungkin nyobain local food, kalau sudah mentok baru makan fast food. Masa' jauh-jauh ke negara orang makannya sama aja? heheh


Sixth Stop: Gardens By The Bay

The Gardens will full of laterns during the Mid-Autumn Festival
Senja di bawah langit Singapura, cantiknya!
Gardens Rhapsody, a signature light and sound show.

Gardens By The Bay is my favorite destination at Singapore. I'm amazed how Singapore could create and manage the gardens this incredible. I never missed watching Garden Rhapsody, a signature light and sound show of the Gardens By The Bay, when the Supertrees come alive at night with a dazzling display of lights bursting across the sky. Enjoy their daily show at 7.45pm and 8.45pm. 

Waktu itu ada banyak lampion di sana karena akan ada Mid-Autumn Festival. Biasanya event ini digelar di bulan September, berdekatan dengan pelaksanaan F-1 Race di Marina Bay Sands Circuit. Tujuannya untuk menambah daya tarik wisatawan ke Singapore tentunya.

Setelah menikmati Garden Rhapsody, aku langsung menuju Harbourfront untuk kembali ke Batam. Alhamdulillah, seru bisa menikmati one day trip to Singapore. Happiness overload.

Comments

Popular posts from this blog

Nasi Pupuk

Nasi Pupuk adalah Nasi Campur khas Madiun. Biasa ada di resepsi perkawinan dengan konsep tradisional, bukan prasmanan. Makanya biasa juga disebut Nasi Manten. Isinya adalah sambal goreng (bisa sambel goreng kentang, krecek, ati, daging, atau printil), opor ayam (bisa juga diganti opor telur), acar mentah dan krupuk udang. Berhubung sudah lama tidak ke mantenan tradisional, jadi aku sudah lama banget tidak menikmatinya. So, membuat sendirilah pilihannya. Soalnya tidak ada mantenan dalam waktu dekat juga. Hehehe. Alhamdulillah bisa makan dengan puas :) Happy cooking, happy eating.

Cerita Tentang Pesawat Terbang

To invent an airplane is nothing.  To build one is something.  But to fly is everything.  (Otto Lilienthal) Naik pesawat terbang buat sebagian orang adalah makanan sehari-hari. Surabaya - Jakarta bisa PP dalam sehari, lalu esoknya terbang ke kota lainnya lagi. Tapi, bagi sebagian orang naik pesawat terbang adalah kemewahan, atau malah masih sekedar harapan. Aku ingat betul, ketika aku masih kecil, sumuran anak taman kanak-kanak, aku punya cita-cita naik pesawat. Setiap kali ada pesawat terbang melintas, aku mendongakkan kepala dan melambaikan tangan.  Seusai ritual itu, aku akan bertanya "Bu, kapan aku bisa naik pesawat". "Nanti kalau kamu sudah besar, belajar yang rajin ya", jawab Ibu. Pada saat itu aku cuma mengangguk, tidak menanyakan lebih lanjut apa hubungan antara naik pesawat dengan rajin belajar. Yang pasti, mimpi itu tetap terpatri. Ketika usiaku semakin bertambah, aku menjadi lebih paham bahwa sebenarnya naik pesawat tidak masuk...

[Review] Urban Wagyu: Makan Steak di Rumah

tenderloin steak rib eye steak Sejak kapan itu pengen makan steak, cuma suami keluar kota terus. Lalu, lihat feed IG kok nemu steak yang bisa delivery. Tergodalah aku untuk ikut beli di  @urbanwagyu . Mereka adalah steak house yang melayani delivery order saja, karena untuk sementara belum ada restonya. "Wah, seru nih  bisa makan steak di rumah", pikirku. Pesananku: rib eye well done, mashed potato, mixed vegies, extra grilled baby potato dg mushroom sauce. Sedangkan pesanan suami: tenderloin well done, french fries, mix vegies dengan black pepper sauce. Pesanan kami datang dengan kemasan box cokelat ala pizza dengan keterangan tentang detail pesanan di salah satu sisinya. Dagingnya dibungkus alumunium foil, saus dibungkus cup plastik dan diberikan peralatan makan dari plastik  dan dilengkapi dengan saus tomat dan sambal sachet. Reviewnya sebagai berikut: Dagingnya empuk banget, bisa dipotong dengan peralatan makan plastik. Lembut ...