Skip to main content

Trip to Malaysia (Part 4)

Hari ini kami mengunjungi universitas terakhir dalam rangkaian ASEAN Promo kami. Tujuan kami adalah ke Universiti Putera Malaysia di Serdang.

UPM terletak di Serdang, perjalanan ke sana cukup jauh. UPM punya beberapa kampus, kampus Serdang, yang merupakan kampus utama mempunyai luas sekitar 1.200 ha, gedhe banget dah. Dari KL Sentral kami naik KTM turun di Serdang. Lalu naik taksi menuju kampus. Kali ini kami dapat taksi argo, bayar 18 RM. Kami sempat nyasar karena Gedung Chancelari-nya pindah. Hehehe. Setelah meeting, kami diajak kampus tour dan diantarkan ke stasiun. 




Karena agenda hari ini cuma mengunjungi satu universitas, maka siangnya kami jalan-jalan. Berikut ini adalah beberapa destinasi yang sempat kami kunjungi.

Masjid Jamek
Masjid Jamek merupakan Masjid tertua di Kuala Lumpur yang dibangung pada tahun 1909. Arsitektur masjid ini bergaya India. Pada tahun 1965 masjid ini dideklarasikan sebagai Masjid Nasional. Untuk memasuki kawasan Masjid, pengunjung diwajibkan memakai busana muslim. Bagi perempuan wajib berjilbab. 




Dataran Merdeka
Tak jauh dari Masjid Jamek, terdapat Dataran Merdeka atau Lapangan Merdeka. Dahulu, tepatnya tanggal 31 Agustus 1957, di tempat ini, bendera Inggris diturunkan, dan bendera Federasi Malaysia dikibarkan untuk pertama kalinya. Sejak saat itu, Dataran Merdeka menjadi tempat perayaan Hari Kemerdekaan Malaysia. 




Di seberang Dataran Merdeka terdapat Bangunan Sultan Abdul Samad. Gedung yang dibangun tahun 1897 oleh A.C Norman ini, selama masa penjajahan Inggris digunakan sebagai kantor beberapa departemen pemerintah. Saat ini menjadi gedung Mahkamah Agung dan Pengadilan Tinggi.





Di samping dataran tinggi merdeka terdapat signange I Love KL yang populer untuk dijadikan tempat berfoto bagi wisatawan. Akupun tak melewatkannya.



Central Market yang dibangun tahun 1888 awalnya berfungsi sebagai pasar basah. Namun saat ini, Central Market ramai dikunjungi oleh wisatawan karena menyediakan beragam kerajinan tangan, seni, songket, batik, pakaian, sepatu, tas dan sovenir. Saking tuanya, Central Market menjadi salah satu bangunan bersejarah di Kuala Lumpur. Di sini aku belanja magnet kulkas, tas kain, kaos "I Love KL" untuk Bintang dan dompet.

Sangat menyenangkan jalan-jalan di sini, bersih dan rapi tapi kesan tradisionalnya tetap terasa. Untuk memudahkan pengunjung berbelanja, kios dikelompokkan berdasarkan asalnya. Ada Lorong Melayu, Lorong India dan Lorong China.



Di lantai dua terdapat food court yang menjual beraneka makanan tradisional Melayu. Berhubung aku ke sana setelah makan siang, aku hanya memesan Es Bandung. Es dengan sirup warna merah muda berisi potongan cincau yang diberi susu. 

Di samping bangunan utama terdapat Kasturi Walk, di mana anda bisa menemukan tidak hanya kios namun juga sejumlah kuliner yang menggugah selera. Ada dimsum, kue, jus buah dan beraneka jajanan lainnya. Pilihanku jatuh pada Otak-Otak goreng.

 


Dataran Merdeka
Jalan Raja, 50050 Kuala Lumpur

Central Market
Jalan Hang Kasturi, 50050, Kuala Lumpur
Opens: 10.00 - 22.00

to be continued

Comments

Popular posts from this blog

Nasi Pupuk

Nasi Pupuk adalah Nasi Campur khas Madiun. Biasa ada di resepsi perkawinan dengan konsep tradisional, bukan prasmanan. Makanya biasa juga disebut Nasi Manten. Isinya adalah sambal goreng (bisa sambel goreng kentang, krecek, ati, daging, atau printil), opor ayam (bisa juga diganti opor telur), acar mentah dan krupuk udang. Berhubung sudah lama tidak ke mantenan tradisional, jadi aku sudah lama banget tidak menikmatinya. So, membuat sendirilah pilihannya. Soalnya tidak ada mantenan dalam waktu dekat juga. Hehehe. Alhamdulillah bisa makan dengan puas :) Happy cooking, happy eating.

Cerita Tentang Pesawat Terbang

To invent an airplane is nothing.  To build one is something.  But to fly is everything.  (Otto Lilienthal) Naik pesawat terbang buat sebagian orang adalah makanan sehari-hari. Surabaya - Jakarta bisa PP dalam sehari, lalu esoknya terbang ke kota lainnya lagi. Tapi, bagi sebagian orang naik pesawat terbang adalah kemewahan, atau malah masih sekedar harapan. Aku ingat betul, ketika aku masih kecil, sumuran anak taman kanak-kanak, aku punya cita-cita naik pesawat. Setiap kali ada pesawat terbang melintas, aku mendongakkan kepala dan melambaikan tangan.  Seusai ritual itu, aku akan bertanya "Bu, kapan aku bisa naik pesawat". "Nanti kalau kamu sudah besar, belajar yang rajin ya", jawab Ibu. Pada saat itu aku cuma mengangguk, tidak menanyakan lebih lanjut apa hubungan antara naik pesawat dengan rajin belajar. Yang pasti, mimpi itu tetap terpatri. Ketika usiaku semakin bertambah, aku menjadi lebih paham bahwa sebenarnya naik pesawat tidak masuk

[Review] Urban Wagyu: Makan Steak di Rumah

tenderloin steak rib eye steak Sejak kapan itu pengen makan steak, cuma suami keluar kota terus. Lalu, lihat feed IG kok nemu steak yang bisa delivery. Tergodalah aku untuk ikut beli di  @urbanwagyu . Mereka adalah steak house yang melayani delivery order saja, karena untuk sementara belum ada restonya. "Wah, seru nih  bisa makan steak di rumah", pikirku. Pesananku: rib eye well done, mashed potato, mixed vegies, extra grilled baby potato dg mushroom sauce. Sedangkan pesanan suami: tenderloin well done, french fries, mix vegies dengan black pepper sauce. Pesanan kami datang dengan kemasan box cokelat ala pizza dengan keterangan tentang detail pesanan di salah satu sisinya. Dagingnya dibungkus alumunium foil, saus dibungkus cup plastik dan diberikan peralatan makan dari plastik  dan dilengkapi dengan saus tomat dan sambal sachet. Reviewnya sebagai berikut: Dagingnya empuk banget, bisa dipotong dengan peralatan makan plastik. Lembut dan