Skip to main content

Trip to Malaysia (Day 3)

Yuhuu, hari ini kami punya dua agenda. Ke University of Malaysia dan ke Management and Science University. Bisa dibilang hari ini kami berpetualang, karena kedua universitas tsb lokasinya berjauhan. Satunya di KL, satunya di Syah Alam. Hehehe.

Meeting at University of Malaya
Untuk menuju UM, kami naik kereta LRT sampai University KL Gateway, lalu ganti bis. Bus kota di sini tidak sebagus di Singapore, tapi lebih baik daripada di Indonesia. Tarifnya murah, cuma satu ringgit sekali jalan. Kalau tidak punya city pass, disediakan kotak untuk menampung uang dari penumpang. Modelnya, mirip kotak amal. hihihi

UM shuttle bus
Di UM, aku janjian dengan salah seorang mahasiswa UNAIR yang sedang exchange di sana, Vidy. Vidy jadi tour guide selama kami di UM. Thank you Vidy!

Vidy, me and Mbak Dewi
Kami meeting dengan kolega kami dari International Student Center, yang terletak di Perdanasiswa Complex. Tahun ini UM menduduki ranking satu di Asia untuk inbound mobility versi QS. Wohaa.



Seusai meeting, kami diantar oleh Collins ke stasiun pakai mobil operasionalnya ISC. I wish IOP had this spacious car. Aamiin :)


Selanjutnya kami kembali ke KL Sentral sebelumnya melanjutkan perjalanan ke Syah Alam. Alasan utamanya cuma satu, nggak perlu ganti kereta. Plus, bisa makan siang dulu di KL Sentral karena pilihan makanannya banyak. Suka deh aku sama stasiun yang satu ini. Untuk menuju MSU, kami harus naik KTM, kereta komuter, turun di Batu Tiga. Tiketnya murah, cuma 2,1 RM (setara 7000 rupiah). Perjalanan dari KL Sentral ke Batu Tiga butuh waktu sekitar 40 menit. Jaraknya kira-kira Surabaya - Mojokerto. Dari Batu Tiga ke MSU lanjut naik taksi 10 RM. Taksi kali ini nggak pakai argo, tapi harga yang dipatok masih masuk akal. 


Meeting at Manangement and Science University
Hujan deras menyambut kedatangan kami di MSU. Di MSU kami bertemu dengan kolega dari Faculty of Health and Life Sciences. 

Seusai meeting, kami diajak kampus tour. Bangunan di MSU berupa gedung bertingkat, ada beberapa blok bangunan. Senang dan seru sekali, bisa melihat fasilitas kampus dari dekat. Bukan hanya fasilitas pendidikannya yang lengkap, tapi fasilitas untuk mahasiswanya juga. Mereka punya kolam renang, fitness center, klinik, optik dan cafe. Makanan yang dijual adalah karya mahasiswa jurusan Culinary Arts. 

Laboratorium Spa


Stadium Malawati

Laboratorium Optometri

Laboratorium Farmasi

Laboratorium Rawat Inap

Poster ASI

Perpustakaan




early dinner

Walk around at Shah Alam
Selepas dari MSU, kami diajak berkeliling oleh Azmir dan Tiara, alumni mahasiswa pertukaran ke UNAIR, berjalan - jalan ke Shah Alam. Tujuan pertama kami adalah Masjid Sultan Salahuddin Abdul Aziz yang dikenal juga dengan Blue Mosque karena kubahnya berwarna biru.

Masjid Sultan Salahuddin Abdul Aziz


Setelah dari Blue Mosque, kami diajak ke I-City, theme park kebanggaan warga Shah Alam. Kalau malam, bagus deh. Dipenuhi kerlap - kerlip lampu. Di sana nggak main apa - apa sih, just to kill the time sebelum ke stasiun karena di jam tsb jalanan Shah Alam masih padat sekali.





                                                                                                                                                                 
By the way, aku lebih suka suasana Shah Alam ketimbang Kuala Lumpur. Lebih asri dan tidak banyak gedung pencakar langit. Jadi suasana pemukimannya tidak kemriyek. Di sini terdapat beberapa perumahan elite.          


I-City, Shah Alam
D-1-G, Jalan Mutimedia 7/AJ, Seksyen 7
Shah Alam, Selangor
Operation hour: 7pm - 4am daily
Fare: RM 5-10 per park, per pax

to be continued                                        

Comments

Popular posts from this blog

Nasi Pupuk

Nasi Pupuk adalah Nasi Campur khas Madiun. Biasa ada di resepsi perkawinan dengan konsep tradisional, bukan prasmanan. Makanya biasa juga disebut Nasi Manten. Isinya adalah sambal goreng (bisa sambel goreng kentang, krecek, ati, daging, atau printil), opor ayam (bisa juga diganti opor telur), acar mentah dan krupuk udang. Berhubung sudah lama tidak ke mantenan tradisional, jadi aku sudah lama banget tidak menikmatinya. So, membuat sendirilah pilihannya. Soalnya tidak ada mantenan dalam waktu dekat juga. Hehehe. Alhamdulillah bisa makan dengan puas :) Happy cooking, happy eating.

Cerita Tentang Pesawat Terbang

To invent an airplane is nothing.  To build one is something.  But to fly is everything.  (Otto Lilienthal) Naik pesawat terbang buat sebagian orang adalah makanan sehari-hari. Surabaya - Jakarta bisa PP dalam sehari, lalu esoknya terbang ke kota lainnya lagi. Tapi, bagi sebagian orang naik pesawat terbang adalah kemewahan, atau malah masih sekedar harapan. Aku ingat betul, ketika aku masih kecil, sumuran anak taman kanak-kanak, aku punya cita-cita naik pesawat. Setiap kali ada pesawat terbang melintas, aku mendongakkan kepala dan melambaikan tangan.  Seusai ritual itu, aku akan bertanya "Bu, kapan aku bisa naik pesawat". "Nanti kalau kamu sudah besar, belajar yang rajin ya", jawab Ibu. Pada saat itu aku cuma mengangguk, tidak menanyakan lebih lanjut apa hubungan antara naik pesawat dengan rajin belajar. Yang pasti, mimpi itu tetap terpatri. Ketika usiaku semakin bertambah, aku menjadi lebih paham bahwa sebenarnya naik pesawat tidak masuk

[Review] Urban Wagyu: Makan Steak di Rumah

tenderloin steak rib eye steak Sejak kapan itu pengen makan steak, cuma suami keluar kota terus. Lalu, lihat feed IG kok nemu steak yang bisa delivery. Tergodalah aku untuk ikut beli di  @urbanwagyu . Mereka adalah steak house yang melayani delivery order saja, karena untuk sementara belum ada restonya. "Wah, seru nih  bisa makan steak di rumah", pikirku. Pesananku: rib eye well done, mashed potato, mixed vegies, extra grilled baby potato dg mushroom sauce. Sedangkan pesanan suami: tenderloin well done, french fries, mix vegies dengan black pepper sauce. Pesanan kami datang dengan kemasan box cokelat ala pizza dengan keterangan tentang detail pesanan di salah satu sisinya. Dagingnya dibungkus alumunium foil, saus dibungkus cup plastik dan diberikan peralatan makan dari plastik  dan dilengkapi dengan saus tomat dan sambal sachet. Reviewnya sebagai berikut: Dagingnya empuk banget, bisa dipotong dengan peralatan makan plastik. Lembut dan