Skip to main content

Trip to Malaysia (Day 2)

Pagi pertama di Kuala Lumpur, alhamdulillah bisa tidur nyenyak setelah mandi air hangat sebelumnya. Aku terbangun ketika adzan berkumandang, I feel like I was at home. Kami mengawali pagi dengan sarapan di cafe yang terletak di rooftop hotel. Dari sini, aku bisa melihat Kuala Lumpur Tower. Cukup menyenangkan.  

Berhubung hotel tempat aku menginap termasuk budget hotel, sarapan disajikan ala carte, bukan buffet. Mereka sudah memberikan pilihan menu sarapan antara lain: Nasi Lemak, Chinese Porridge, American Breakfast, dll. Pagi ini aku memilih American Breakfast, dengan special request telurnya dimasak well done. Maklum aku nggak doyan kalau telurnya nggak matang.


American Breakfast

Setelah sarapan kami berangkat ke KBRI Kuala Lumpur. Karena letaknya agak jauh dari terminal dan stasiun, kami memutuskan untuk naik taksi. Kami meminta bantuan hotel untuk memanggilkan taksi. Apesnya karena tahu kami orang asing, supir taksinya menolak pakai argo. Hotel ke KBRI yang jaraknya hanya 7,5 KM kami dikenakan 50 RM (sekitar seratus enam puluh ribu). Huhuhu. 


Lobi KBRI Kuala Lumpur
Bersama Prof. Ari Purbayanto, Atase Pendidikan KBRI Kuala Lumpur

Di KBRI kami bertemu Prof. Ari Purbayanto, Atase Pendidikan. Prof Ari ternyata punya banyak kenalan di UNAIR, obrolan kami santai tapi seru. Kami diberi banyak contact person universitas di Malaysia.

Selepas dari KBRI kami diantar Baba, supir taksi yang mengantar kami tadi pagi, ke daerah Imbi. Kami diantar ke toko cokelat, toko teh dan toko tas. Aku beli tas dan jam tangan, yang kebetulan sedang diskon. Lumayan. Lalu, kami makan siang. Pilihanku saat itu adalah Rojak. Rojak berisi bakso udang goreng, kentang rebus, telur rebus, mentimun, kecambah dan bengkuang, disiram kuah kacang yang kental. Sekilas mirip bumbu gado-gado, cuma ada rasa segarnya, sepertinya karena ditambahkan perasan jeruk nipis.

Rojak for lunch


Tour singkat kami dan perjalanan ke Universiti Kuala Lumpur (UniKL) City Campus, kami harus membayar lagi 50 RM. Si Baba menawarkan 150 RM untuk paket rental sehari. Dengan tambahan mampir ke Twin Towes lalu diantar ke hotel. Tapi karena kampusnya dekat dengan Twin Towers dan nggak buru-buru seperti tadi pagi, maka kami tidak mengambilnya. Jadi, kami "cukup" bayar 100 RM. 

view from UniKL International Office, I can see KL Tower

UniKL International Office Meeting Room
Thank you Amira, Mr. Nazri and Chiara

Selepas meeting dengan UniKL, tujuan kami selanjutnya adalah ke ke Petronas Twin Towers. Untuk mencapai PTT, kami jalan ke stasiun Dang Wangi, naik MRT sampai stasiun Bukit Nanas, ganti kereta lalu turun KLCC.
                                                                                                                  
PTT adalah destinasi populer di Kuala Lumpur. Menara 88 lantai dengan tinggi 451,9 m ini pernah menjadi menara tertinggi di Asia sebelum akhirnya digantikan oleh Taipei 101 Tower. Selain menjadi pusat perkantoran, terdapat juga mall, gift shop dan KL Aquaria. Hal yang perlu untuk dicoba adalah menaiki skybridge yang menghubungkan kedua menara di lantai 41 dan 42. Lalu ada observation deck di lantai 86. 

Kami datang menjelang malam, jadi kami bisa menyaksikan perubahan pada menara. Dari yang gelap menjadi gemerlap karena lampu-lampunya menyala. Nice view.

Petronas Twin Towes ketika senja
Petronas Twin Towers setelah malam

Setelah puas berfoto, kami menyempatkan diri untuk mengisi perut. Pilihan kami jatuh pada Nando's, Aku memang sudah memasukkan Nando's dalam daftar kulinerku sejak di rumah. Nando's yang berasal dari Afrika Selatan ini, menjual menu utama grilled peri-peri chicken. Peri-peri sendiri adalah nama salah satu jenis Cabai dari Afrika.

Aku memesan 1/4 chicken with one regular dish. Aku menjatuhkan pilihan pada spicy potato wedges dan mild grilled peri-peri chicken. Aku suka dengan ayamnya, matang sempurna dan juicy. Bumbunya merasuk sempurna. Tapi sayang, aku nggak cocok sama saus peri-perinya, rasanya masam dan agak aneh di lidahku. Jadi aku prefer menikmatinya polosan saja. 

Satu porsinya dibanderol 16.85 RM, tambah pajak 10%. Kalau dirupiahkan sekitar enam puluh ribu rupiah.



Setelah makan, kami langsung pulang. Keesokan harinya kami akan menempuh perjalanan panjang ke Syah Alam, jadi nggak boleh pulang terlalu malam.


Petronas Twin Towers
Kuala Lumpur City Center, 500888
Kuala Lumpur
Opening hours: 09.00 am - 09.00 pm

Nando's
Avenue K Shopping Mall
Lot G-10, Ground Floor
156 Jalan Ampang, Kuala Lumpur

(to be continued)

Comments

Popular posts from this blog

Nasi Pupuk

Nasi Pupuk adalah Nasi Campur khas Madiun. Biasa ada di resepsi perkawinan dengan konsep tradisional, bukan prasmanan. Makanya biasa juga disebut Nasi Manten. Isinya adalah sambal goreng (bisa sambel goreng kentang, krecek, ati, daging, atau printil), opor ayam (bisa juga diganti opor telur), acar mentah dan krupuk udang. Berhubung sudah lama tidak ke mantenan tradisional, jadi aku sudah lama banget tidak menikmatinya. So, membuat sendirilah pilihannya. Soalnya tidak ada mantenan dalam waktu dekat juga. Hehehe. Alhamdulillah bisa makan dengan puas :) Happy cooking, happy eating.

Cerita Tentang Pesawat Terbang

To invent an airplane is nothing.  To build one is something.  But to fly is everything.  (Otto Lilienthal) Naik pesawat terbang buat sebagian orang adalah makanan sehari-hari. Surabaya - Jakarta bisa PP dalam sehari, lalu esoknya terbang ke kota lainnya lagi. Tapi, bagi sebagian orang naik pesawat terbang adalah kemewahan, atau malah masih sekedar harapan. Aku ingat betul, ketika aku masih kecil, sumuran anak taman kanak-kanak, aku punya cita-cita naik pesawat. Setiap kali ada pesawat terbang melintas, aku mendongakkan kepala dan melambaikan tangan.  Seusai ritual itu, aku akan bertanya "Bu, kapan aku bisa naik pesawat". "Nanti kalau kamu sudah besar, belajar yang rajin ya", jawab Ibu. Pada saat itu aku cuma mengangguk, tidak menanyakan lebih lanjut apa hubungan antara naik pesawat dengan rajin belajar. Yang pasti, mimpi itu tetap terpatri. Ketika usiaku semakin bertambah, aku menjadi lebih paham bahwa sebenarnya naik pesawat tidak masuk

[Review] Urban Wagyu: Makan Steak di Rumah

tenderloin steak rib eye steak Sejak kapan itu pengen makan steak, cuma suami keluar kota terus. Lalu, lihat feed IG kok nemu steak yang bisa delivery. Tergodalah aku untuk ikut beli di  @urbanwagyu . Mereka adalah steak house yang melayani delivery order saja, karena untuk sementara belum ada restonya. "Wah, seru nih  bisa makan steak di rumah", pikirku. Pesananku: rib eye well done, mashed potato, mixed vegies, extra grilled baby potato dg mushroom sauce. Sedangkan pesanan suami: tenderloin well done, french fries, mix vegies dengan black pepper sauce. Pesanan kami datang dengan kemasan box cokelat ala pizza dengan keterangan tentang detail pesanan di salah satu sisinya. Dagingnya dibungkus alumunium foil, saus dibungkus cup plastik dan diberikan peralatan makan dari plastik  dan dilengkapi dengan saus tomat dan sambal sachet. Reviewnya sebagai berikut: Dagingnya empuk banget, bisa dipotong dengan peralatan makan plastik. Lembut dan