Skip to main content

Sebuah Modus

Aku tahu mungkin Bapak butuh uang, tapi mencoba melakukan kejahatan untuk mendapatkan uang tidak pernah bisa dibenarkan.

Postingan ini bercerita tentang kejadian yang menimpa aku dan rombongan Sabtu lalu. Ceritanya kami bepergian ke Lumajang, takziyah ke rumah saudara. Pulangnya, di daerah Apollo Sidoarjo, kami ceritanya salah ngambil jalan. Harusnya lurus eh malah belok kanan. Maklum, jalanan itu jarang dilalui oleh kami, terutama suamiku yang saat itu mengambil kemudi. Suami mengambil belok kanan setelah membaca signage Surabaya, Gempol lewat tol, yang ternyata itu adalah signage lama yang masih terpasang. Dulu signage itu memang mengarahkan ke jalan tol Gempol Surabaya yang sekarang sudah tak berfungsi pasca semburan lumpur Lapindo. 

Baru beberapa meter menyusuri jalan yang salah tadi, kami mulai sadar kalau kami nyasar. Ketika suasana di dalam mobil "heboh" menganalisis jalan, tiba-tiba kaca mobil diketok oleh seorang laki-laki. Ia seperti sedang terburu - buru. Suamipun menurunkan kaca. Hingga terjadilah percakapan ini.

Bapak Tak Dikenal (BTD): "Om, mau kemana?"
Suami (S): "Ke Surabaya pak"
BTD: "Bapak salah jalur. Tapi bapak bisa lewat jalur alternatif, mari saya antar"
Semua yang di dalam mobil (SDM): "Oh enggak pak, terima kasih"
BTD: "Jasanya murah kok om, cuma dua puluh ribu"
SDM: "Enggak pak, terima kasih"
BTD: "Ehm, lima belas ribu aja deh. jasanya nanti kalau sudah sampai kok"
SDM: "enggak pak".

Menyadari gelagat buruk dari BTD tersebut, suami menaikkan kaca mobil dan kembali memacu kendaraan. Eh nggak tahunya si BTD ngambil motornya dan menyalip kami sehingga seolah - olah dia bertindak sebagai penunjuk jalan. Melihat ada putaran balik di depan aku mengomando suami untuk putar balik dan menyalipnya si BTD. Menyadari disalip dengan kecepatan tinggi, si BTD melambaikan tangannya, memberi tanda pada kami. Tapi kami terus melenggang meninggalkannya, dan optimis nggak akan terkejar karena si BTD menggunakan motor butut. :)

Setelah kembali ke "jalan yang benar", perasaan legapun mulai menghinggapi. Satu pesan penting, ketika di dalam perjalanan, jangan pernah menurunkan kaca siapapun yang mengetuk jendela Anda.

Comments

Popular posts from this blog

Bintang GTM

Seminggu ini menjadi salah satu minggu yang membuatku sedih. Bagaimana tidak, Bintang yang selama ini pemakan segala mendadak GTM. Usut punya usut, dia lagi sariawan. Ini sariawan yang kedua. Setelah yang pertama sembuh, sekarang kok ya nongol lagi. Mana kejadian ini muncul ketika Bintang recovery dari batpil, di mana saat itu makannya tidak seperti biasanya. Ya iyalah, orang sakit mana gampang makannya. Sedih lihat Bintang jadi agak tirus gitu pipinya. Makannya dikit geraknya banyak, nggak bisa diam. Ngocehnya juga banyak. Sedih juga ngebayangin berapa BBnya sekarang. *sembunyikan timbangan. Selama sariawan Bintang jadi sedikit makannya. Di sariawan pertama dia masih mau makan meski harus bubur. Masih gampang juga nyuapinnya. Di sariawan yang kedua susahnya minta ampun, dia lebih sering GTM. Aneka masakan sudah aku coba, aku sengaja memasakkan aneka menu favoritnya. Tapi cuma disentuh seimprit, itupun kalau dia mood. Kesabaran semakin menipis karena khawatir kekurangan asupan...

Cerita Dari Jogja (Part 2)

Bandara Adi Sucipto: tampak depan Kali ini aku akan bercerita tentang bandara yang ada di Jogja, yaitu Adi Sucipto International Airport. Meskipun bertaraf internasional, bandara ini termasuk kecil secara luasan bangunan dan landasan. Beda jauh dengan bandara Juanda di Surabaya atau Soekarno Hatta di Jakarta. Ruangan kedatangan domestiknya nggak terlalu gede, bisa dikatakan kecil malah, "cuma" dilengkapi tiga baggage claim.  boarding room antrian masuk pesawat Untuk boarding room, berbeda dengan bandara lainnya yang bebentuk persegi panjang, di bandara ini bentuknya setengah lingkaran. Karena jumlahnya cuma satu, maka penumpang dari berbagai maskapai akan bercampur baur di sini. Boarding room ini dilengkapi 4 gate untuk naik pesawat. Cuma kemarin pas aku check in , di boarding pas s ku tertera gate 0. Berhubung ini baru pertama kali terjadi, daripada tersesat di bandara, aku bertanya ke salah satu petugas yang ada. Dari beliau, aku mendapatkan informa...

Aku dan Freezer = Pembuktian :)

Suka yang aneh - aneh. Doyan belanja. Boros. Keras kepala. Pemimpi. Itulah komentar orang - orang sekitar pas tahu aku berencana beli freezer baru karena freezer yang lama udah nggak muat buat ASIP. Sempat stress juga karena omongan tersebut. Tapi mereka kan nggak pernah berada di posisiku. Mereka nggak pernah pompa ASI kayak aku. Sempet kendur juga ketika disodori pertanyaan "emang bakal penuh?", "kalau udah nggak dipakai mau diapakan?". Hmm... Akhirnya aku tetap pada keputusanku, beli freezer baru. I don't care with all they said any longer. Modal utamaku cuma bismillah. Dan ketika freezer itu datang, apa yang terjadi? Aku menangis haru saat tahu freezer itu akhirnya penuh, bahkan nggak muat untuk ASIP yang ada setelah botol - botol yang berceceran (baca: dititipkan di mana - mana) dikumpulkan dan dipindahkan ke situ. Alhamdulillah wa syukurillah, aku berhasil membuktikan bahwa freezer ini emang worth to buy . Aku membuktikan kalau aku bisa ...