Skip to main content

Tahu Tek Surabaya



Sudah lama gak makan Tahu Tek, penjual langganan terakhir ke sana gak jualan, trus gak ngecek lagi sih. Akhirnya bikin sendiri aja, karena kalaupun buka, pasti antri dan gak bisa physical distancing. Jadi yuk bikin saja. Resepnya nyontek di web Kecap Bango, dengan sedikit penyesuaian.

Tahu Tek Surabaya
Bahan:
2 buah Lontong, potong-potong agak tebal
3 buah Tahu, potong kotak 
2 Kentang rebus, kupas dan iris kotak
3 butir telur ayam segar
1 sdt Garam
½ sdt lada putih bubuk
Minyak untuk menggoreng

Pelengkap:
150 gr Tauge, rebus sebentar,  angkat,sisihkan
1/2 buah Mentimun, kupas, iris tipis
Kerupuk

Saus kacang:
100 gr Kacang tanah sangrai, buang kulitnya
2 siung Bawang putih, sangrai
3 biji Cabe rawit (sesuai selera )
1,5 sdm Petis udang
Garam secukupnya
2 sdm Kecap manis (sesuai selera )
150 ml Air matang

Cara memasak:
1. kocok telur, lalu tambahkan garam dan lada, aduk rata. Lalu tambahkan potongan tahu kotak, aduk rata, kemudian bagi menjadi 3 bagian, sisihkan.
2. Panaskan minyak goreng,  goreng adonan telur seperto membuat telur dadar hingga matang di kedua sisinya, lakukan untuk adonan berikutnya, sisihkan.
3. Untuk membuat saus, campurkan semua bahan-bahan bumbu, air matang bisa ditambah atau dikurangi sesuai keinginan untuk kekentalannya.
4. Siapkan piring saji, atur dan susun berurutan potongan lontong, kentang, telur dadar kemudian siram dengan bumbu.
Taburkan tauge, mentimun dan kerupuk di atasnya. Sajikan segera.

Alhamdulillah puas sama hasilnya ❤


Untuk lontong, aku mencoba bikin lontong versi simpel. Nasi dari rice cooker, dipadatkan dalam cetakan, biarkan dingin baru dipotong. Nggak ribet, nggak pakai lama. Tentu saja lebih sehat karena nggak direbus lama.

Happy cooking, happy eating!

Comments

Popular posts from this blog

Bintang GTM

Seminggu ini menjadi salah satu minggu yang membuatku sedih. Bagaimana tidak, Bintang yang selama ini pemakan segala mendadak GTM. Usut punya usut, dia lagi sariawan. Ini sariawan yang kedua. Setelah yang pertama sembuh, sekarang kok ya nongol lagi. Mana kejadian ini muncul ketika Bintang recovery dari batpil, di mana saat itu makannya tidak seperti biasanya. Ya iyalah, orang sakit mana gampang makannya. Sedih lihat Bintang jadi agak tirus gitu pipinya. Makannya dikit geraknya banyak, nggak bisa diam. Ngocehnya juga banyak. Sedih juga ngebayangin berapa BBnya sekarang. *sembunyikan timbangan. Selama sariawan Bintang jadi sedikit makannya. Di sariawan pertama dia masih mau makan meski harus bubur. Masih gampang juga nyuapinnya. Di sariawan yang kedua susahnya minta ampun, dia lebih sering GTM. Aneka masakan sudah aku coba, aku sengaja memasakkan aneka menu favoritnya. Tapi cuma disentuh seimprit, itupun kalau dia mood. Kesabaran semakin menipis karena khawatir kekurangan asupan...

Cerita Dari Jogja (Part 2)

Bandara Adi Sucipto: tampak depan Kali ini aku akan bercerita tentang bandara yang ada di Jogja, yaitu Adi Sucipto International Airport. Meskipun bertaraf internasional, bandara ini termasuk kecil secara luasan bangunan dan landasan. Beda jauh dengan bandara Juanda di Surabaya atau Soekarno Hatta di Jakarta. Ruangan kedatangan domestiknya nggak terlalu gede, bisa dikatakan kecil malah, "cuma" dilengkapi tiga baggage claim.  boarding room antrian masuk pesawat Untuk boarding room, berbeda dengan bandara lainnya yang bebentuk persegi panjang, di bandara ini bentuknya setengah lingkaran. Karena jumlahnya cuma satu, maka penumpang dari berbagai maskapai akan bercampur baur di sini. Boarding room ini dilengkapi 4 gate untuk naik pesawat. Cuma kemarin pas aku check in , di boarding pas s ku tertera gate 0. Berhubung ini baru pertama kali terjadi, daripada tersesat di bandara, aku bertanya ke salah satu petugas yang ada. Dari beliau, aku mendapatkan informa...

Aku dan Freezer = Pembuktian :)

Suka yang aneh - aneh. Doyan belanja. Boros. Keras kepala. Pemimpi. Itulah komentar orang - orang sekitar pas tahu aku berencana beli freezer baru karena freezer yang lama udah nggak muat buat ASIP. Sempat stress juga karena omongan tersebut. Tapi mereka kan nggak pernah berada di posisiku. Mereka nggak pernah pompa ASI kayak aku. Sempet kendur juga ketika disodori pertanyaan "emang bakal penuh?", "kalau udah nggak dipakai mau diapakan?". Hmm... Akhirnya aku tetap pada keputusanku, beli freezer baru. I don't care with all they said any longer. Modal utamaku cuma bismillah. Dan ketika freezer itu datang, apa yang terjadi? Aku menangis haru saat tahu freezer itu akhirnya penuh, bahkan nggak muat untuk ASIP yang ada setelah botol - botol yang berceceran (baca: dititipkan di mana - mana) dikumpulkan dan dipindahkan ke situ. Alhamdulillah wa syukurillah, aku berhasil membuktikan bahwa freezer ini emang worth to buy . Aku membuktikan kalau aku bisa ...