Skip to main content

The Raharja Goes To Malaysia (Part 2)


Gondola Ride
Naik gondola di Genting Highlands masuk dalam daftar tujuan kami. Alasannya di Surabaya nggak ada. Resort World Genting telah menjadi one stop entertainment dengan nuansa pegunungan. Jaraknya sekitar 60 KM dari Kuala Lumpur. Untuk menuju Genting kami naik Express Bus dari KL Sentral. Loketnya ada di terminal dan di lantai 2 dekat konter taksi. Tarifnya 4.3 RM one way untuk dewasa dan 2.3 RM untuk anak-anak. Info lebih lanjut soal akomodasi dengan Bus ke Genting bisa dilihat di sini. Sengaja tidak beli tiket PP karena belum tahu medan, ceritanya main aman. Perjalanan ditempuh sekitar satu jam. Selama perjalanan akan disuguhi pemandangan pegunungan dan hutan. Jalanan berkelok - kelok macam di Puncak tapi jalannya lebih lebar.


Tiket gondolanya 8 RM sekali jalan untuk yang standard dan 50 RM untuk glass bottom gondola rute Awana-Sky Avenue. Kami memilih standard gondola, selain karena murah juga biar nggak takut. Dan benar saja, rasanya seru tapi deg-deg ser. Apalagi pas berhenti di tengah jalan. 😅😅

Ketika sampai di SkyAvenue, kami keliling sebentar. SkyAvenue sendiri adalah mall yang menyatu dengan kompleks hotel dan casino. Salah satu atraksi menarik di SkyAvenue adalah SkySymphony, pertunjukan cerita dan lampu di atriumnya. Menarik sekali melihat 1,001 bola lampu naik turun dari atap berganti warna diiringi alunan musik. SkySymphony ini adalah instalasi lampu bergerak permanen terbesar di Asia, kecepatan pergerakan bola lampunya 17,5m dalam 6 detik. Oiya, di sana ada jasa foto ketika naik gondola, aku gak beli karena mahal, 50 atau 60 RM per foto. huhu




Bintang agak-agak takut, jadi dia diem aja. Aku santai aja sih, tapi mulai deg-deg ser waktu Gondola berhenti di tengah jalan. Dari Gondola kami bisa melihat perbukitan, proyek pembangunan Resort World Genting, dan Cheen Swe Caves Temple. 



Sebelum balik, kami makan dulu di Genting Highlands Premium Outlet yang letaknya persis di depan Awana Bus Terminal. Kami makan di food court-nya dengan sistem kartu. Jadi harus deposit dulu. Aku makan durian goreng, Bintang makan ayam goreng dan suami makan nasi biryani. Dompetku terselamatkan dengan tiket balik yang udah di tangan. Hahaha.

Di perjalanan kembali ke KL Sentral, kami semua tertidur. Capek dan kenyang soalnya. Sesampainya di hotel, kami ambil barang lalu pindah ke Pullman KLCC Hotel and Residence tempat rombongan menginap. Karena sudah capek dan barang bawaan sudah beranak kami memutuskan naik taksi. Dengan 17 RM kami sudah sampai tujuan. Dapat driver orang Lamongan, sepanjang jalan ngobrol pakai Bahasa Jawa.


Pullman KLCC Hotel and Residence
Ini hotel termahal sepanjang sejarah aku dinas ke luar negeri, semalamnya separoh dari lumpsum sendiri. Biasanya nginep di budget hotel, tapi karena acara di sini paling praktis ya ikut nginep sini. Boleh lah ya fancy sekali-kali.






Asli nggak nyesel nginep di sini, karena worth ever peny. Awalnya pesan Superior Room tapi dapat free upgrade ke Deluxe Room. Kamar seluas 35m2 ini nyaman banget. Kamar kami terletak di lantai 23. Mengusung tema modern, pemanfaatan ruangannya sangat optimal, tidak melompong tapi tidak sumpek. Kamarnya dilengkapi dengan hairdryer, setrika, papan setrika, mini fridge, coffee machine dan tea making facilities. Teh dan kopinya enak kata suami. Alhamdulillahnya aku dapat kamar dengan view twin towers, kalau malam lebih bagus karena sparkling. Betah deh berlama - lama duduk di sofa, ngopi sambil melihat pemandangan yang ada.



Kamar mandinya luas dan bersih, dilengkapi dengan bath up favorit Bintang. Ada dua handuk mandi di sana. Kemasan amenitiesnya mewah dan wanginya enak banget, ditata cantik di rak kayu warna putih.








Pilihan menu sarapan di sini banyak banget, mulai Malaysia sampai international dan vegetarian, sampai bingung makan yang mana. Ada pasta, soup, mie, tomyam, dimsum, nasi lemak, aneka sereal, roti, kue, salad, gorengan dan banyak lagi. Dua hari di sana aku cobain banyak menu, enak semuanya. Jusnya freshly made.


Untuk fasilitas umum, ada kolam renang, kids corner dan game zone di lantai 10. Wifi di sini kenceng banget. Tiap kamar punya password dan username berbeda. Lokasi hotel ini strategis, walking distance ke Bukit Bintang dan ke KLCC. Jalannya nyaman karena pakai skywalk yang bersih, adem, nggak paprasan sama kendaraan dan bebas polusi. Asyik banget buat jalan sama anak kecil. Depan hotel ada Pavillion yang siap memanjakan Anda, dan tentu saja menguras dompet Anda, hahaha. 

We had a pleasant stay there. Mau banget nginep di sana lagi (kalau ada yang nyeponsorin hahaha). Rekomendasi Pak Sony memang belum pernah mengecewakan. Thanks a lot Sir!

Bersambung.

Comments

Popular posts from this blog

Nasi Pupuk

Nasi Pupuk adalah Nasi Campur khas Madiun. Biasa ada di resepsi perkawinan dengan konsep tradisional, bukan prasmanan. Makanya biasa juga disebut Nasi Manten. Isinya adalah sambal goreng (bisa sambel goreng kentang, krecek, ati, daging, atau printil), opor ayam (bisa juga diganti opor telur), acar mentah dan krupuk udang. Berhubung sudah lama tidak ke mantenan tradisional, jadi aku sudah lama banget tidak menikmatinya. So, membuat sendirilah pilihannya. Soalnya tidak ada mantenan dalam waktu dekat juga. Hehehe. Alhamdulillah bisa makan dengan puas :) Happy cooking, happy eating.

Cerita Tentang Pesawat Terbang

To invent an airplane is nothing.  To build one is something.  But to fly is everything.  (Otto Lilienthal) Naik pesawat terbang buat sebagian orang adalah makanan sehari-hari. Surabaya - Jakarta bisa PP dalam sehari, lalu esoknya terbang ke kota lainnya lagi. Tapi, bagi sebagian orang naik pesawat terbang adalah kemewahan, atau malah masih sekedar harapan. Aku ingat betul, ketika aku masih kecil, sumuran anak taman kanak-kanak, aku punya cita-cita naik pesawat. Setiap kali ada pesawat terbang melintas, aku mendongakkan kepala dan melambaikan tangan.  Seusai ritual itu, aku akan bertanya "Bu, kapan aku bisa naik pesawat". "Nanti kalau kamu sudah besar, belajar yang rajin ya", jawab Ibu. Pada saat itu aku cuma mengangguk, tidak menanyakan lebih lanjut apa hubungan antara naik pesawat dengan rajin belajar. Yang pasti, mimpi itu tetap terpatri. Ketika usiaku semakin bertambah, aku menjadi lebih paham bahwa sebenarnya naik pesawat tidak masuk

[Review] Urban Wagyu: Makan Steak di Rumah

tenderloin steak rib eye steak Sejak kapan itu pengen makan steak, cuma suami keluar kota terus. Lalu, lihat feed IG kok nemu steak yang bisa delivery. Tergodalah aku untuk ikut beli di  @urbanwagyu . Mereka adalah steak house yang melayani delivery order saja, karena untuk sementara belum ada restonya. "Wah, seru nih  bisa makan steak di rumah", pikirku. Pesananku: rib eye well done, mashed potato, mixed vegies, extra grilled baby potato dg mushroom sauce. Sedangkan pesanan suami: tenderloin well done, french fries, mix vegies dengan black pepper sauce. Pesanan kami datang dengan kemasan box cokelat ala pizza dengan keterangan tentang detail pesanan di salah satu sisinya. Dagingnya dibungkus alumunium foil, saus dibungkus cup plastik dan diberikan peralatan makan dari plastik  dan dilengkapi dengan saus tomat dan sambal sachet. Reviewnya sebagai berikut: Dagingnya empuk banget, bisa dipotong dengan peralatan makan plastik. Lembut dan