Skip to main content

Menyeberang Ke Madura Naik Kapal

Halooo...


Liburan semesteran kemarin, selain pergi ke Bhakti Alam kami juga piknik menyeberang ke Madura naik kapal. Mencoba suasana baru, kan biasanya perginya lewat Jembatan Suramadu. Alasannya Bintang belum pernah naik kapal yang agak gedhean. Dulu pernah naik kapal sekali pas ke Gili Trawangan. 


Kami berangkat dari rumah sekitar jam sepuluh. Sampai di Tanjung Perak, kami menuju ke Terminal Zamrud. Karena seingat kami, waktu kami nyebrang ke Madura, lewat situ. Tapi ternyata kami salah, Terminal penyeberangannya beda. Dari Terminal Zamrud masih harus lurus. Sayang, di sana minim signage. Jadi harus mengandalkan bertanya. Alhamdulillah kami tiba di Terminal sesaat sebelum kapal berlayar. Jadi tidak perlu menunggu lama.
 

Harga tiket penyeberangan untuk mobil adalah Rp. 46.500,- sedangkan tiket per orangnya Rp. 5.000,-. Entah kenapa berbeda harga tiket mobilnya antara yang tercetak dengan terstempel. Tarif yang dipakai adalah tarif seperti yang tertera di stempel. Karena buru-buru aku jadi tidak sempat bertanya.



Kapal yang kami tumpangi bernama Joko Tole, berlantai dua. Bagian bawah merupakan area untuk kendaraan, sedangkan di lantai dua adalah area untuk penumpang. Sebenarnya kalau naik mobil bisa stay di dalam mobil saja, tapi kok nggak asyik ya. nggak dapat pemandangan bebas untuk melihat laut dan kapal lalu lalang. Kami kemudian memutuskan untuk duduk di area penumpang saja. Waktu itu tidak terlalu ramai, jadi bisa dapat tempat duduk. Area penumpangnya berbentuk terbuka, berjendela tanpa kaca sehingga semilir angin laut bisa membelai Anda dengan leluasa. Area ini dilengkapi dengan televisi dan toilet. Yang agak mengejutkanku adalah ada pedagang asongan dan what-so-called mini food court di sana. Ada penjual Lontong Kikil, Bakso dan Gado-Gado. Aku pribadi lebih suka area penumpang begini steril dari pedagang.



Penyeberangan dari Tanjung perak ke Kamal menempuh waktu sekitar 30 menit. Bintang senang sekali lihat banyak kapal. Selama kami berlayar, yang kami temui adalah kapal-kapal berukuran sedang. Selama di kapan kita bisa cerita tentang laut, kapal, pulau. Banyak bahan untuk dijadikan obrolan.


Beginilah suasana pelabuhan Kamal ketika kami mendarat. Lumayanlah tidak kotor-kotor amat. Pulangnya kami putuskan lewat Suramadu saja, lebih murah soalnya. Hihihi. Bintang tak kalah excited waktu menyeberang Suramadu.




"Tidakkah kamu memperhatikan bahwa sesungguhnya kapal itu berlayar di laut dengan nikmat Allah, supaya diperlihatkan-Nya kepadamu sebahagian dari tanda-tanda (kekuasaan)-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi semua orang yang sangat sabar lagi banyak bersyukur" (Q.S Luqman: 31)

Comments

Popular posts from this blog

Bintang GTM

Seminggu ini menjadi salah satu minggu yang membuatku sedih. Bagaimana tidak, Bintang yang selama ini pemakan segala mendadak GTM. Usut punya usut, dia lagi sariawan. Ini sariawan yang kedua. Setelah yang pertama sembuh, sekarang kok ya nongol lagi. Mana kejadian ini muncul ketika Bintang recovery dari batpil, di mana saat itu makannya tidak seperti biasanya. Ya iyalah, orang sakit mana gampang makannya. Sedih lihat Bintang jadi agak tirus gitu pipinya. Makannya dikit geraknya banyak, nggak bisa diam. Ngocehnya juga banyak. Sedih juga ngebayangin berapa BBnya sekarang. *sembunyikan timbangan. Selama sariawan Bintang jadi sedikit makannya. Di sariawan pertama dia masih mau makan meski harus bubur. Masih gampang juga nyuapinnya. Di sariawan yang kedua susahnya minta ampun, dia lebih sering GTM. Aneka masakan sudah aku coba, aku sengaja memasakkan aneka menu favoritnya. Tapi cuma disentuh seimprit, itupun kalau dia mood. Kesabaran semakin menipis karena khawatir kekurangan asupan...

Cerita Dari Jogja (Part 2)

Bandara Adi Sucipto: tampak depan Kali ini aku akan bercerita tentang bandara yang ada di Jogja, yaitu Adi Sucipto International Airport. Meskipun bertaraf internasional, bandara ini termasuk kecil secara luasan bangunan dan landasan. Beda jauh dengan bandara Juanda di Surabaya atau Soekarno Hatta di Jakarta. Ruangan kedatangan domestiknya nggak terlalu gede, bisa dikatakan kecil malah, "cuma" dilengkapi tiga baggage claim.  boarding room antrian masuk pesawat Untuk boarding room, berbeda dengan bandara lainnya yang bebentuk persegi panjang, di bandara ini bentuknya setengah lingkaran. Karena jumlahnya cuma satu, maka penumpang dari berbagai maskapai akan bercampur baur di sini. Boarding room ini dilengkapi 4 gate untuk naik pesawat. Cuma kemarin pas aku check in , di boarding pas s ku tertera gate 0. Berhubung ini baru pertama kali terjadi, daripada tersesat di bandara, aku bertanya ke salah satu petugas yang ada. Dari beliau, aku mendapatkan informa...

Aku dan Freezer = Pembuktian :)

Suka yang aneh - aneh. Doyan belanja. Boros. Keras kepala. Pemimpi. Itulah komentar orang - orang sekitar pas tahu aku berencana beli freezer baru karena freezer yang lama udah nggak muat buat ASIP. Sempat stress juga karena omongan tersebut. Tapi mereka kan nggak pernah berada di posisiku. Mereka nggak pernah pompa ASI kayak aku. Sempet kendur juga ketika disodori pertanyaan "emang bakal penuh?", "kalau udah nggak dipakai mau diapakan?". Hmm... Akhirnya aku tetap pada keputusanku, beli freezer baru. I don't care with all they said any longer. Modal utamaku cuma bismillah. Dan ketika freezer itu datang, apa yang terjadi? Aku menangis haru saat tahu freezer itu akhirnya penuh, bahkan nggak muat untuk ASIP yang ada setelah botol - botol yang berceceran (baca: dititipkan di mana - mana) dikumpulkan dan dipindahkan ke situ. Alhamdulillah wa syukurillah, aku berhasil membuktikan bahwa freezer ini emang worth to buy . Aku membuktikan kalau aku bisa ...