Skip to main content

Semalam di Ciputra Golf, Club and Hotel Surabaya

Siapa yang tidak kenal dengan Ciputra? Pengusaha sukses di bidang real estate Indonesia. Kita bisa menemui asetnya di berbagai kota. Pak Ci, begitu beliau biasa disapa, ternyata adalah pemilik lisensi Jaringan Swissbell di Indonesia. Namun, beberapa hotel bintang limanya diberikan nama Ciputra, Ciputra World Hotel Surabaya salah satunya.

Kali ini aku akan membahas tentang Ciputra Golf Club and Hotel yang berada dalam kawasan perumahan Citraland. Berada di kawasan ini rasanya seperti tidak sedang di Surabaya. Suasananya asri, sejuk, bersih dan modern. Tak ada kabel bergelantungan karena semua sudah menggunakan sistem tanam di bawah tanah. Demikian juga dengan hotelnya, berbeda dengan hotel kebanyakan di Surabaya, di sini view-nya cantik dan menyejukkan mata karena dikelilingi padang golf.


Hotelnya berbentuk cottage dan berlantai dua. Satu cottage ada beberapa kamar. Di sekiling cottage banyak pepohonan sehingga udaranya terasa lebih segar. Enak deh jalan sehat dengan udara seperti di sini.



Aku kemarin menginap di kamar type deluxe twin yang berada di lantai satu dan paling ujung. Ada jendela besar yang cukup untuk menerangi kamar tanpa lampu di siang hari. Tapi nggak ada view menarik dari kamarku, yang ada hanya view halaman cottage sebelah. Kamarnya bersih dan nyaman. Hadir dengan nuansa broken white dan tosca yang memberikan kesan chic dan modern. Tapi sayangnya TVnya masih TV tabung. Yang aku kurang suka dari kamarnya adalah, lampu tidurnya terlalu terang, unlike it should be.




Kamar mandinya dilengkapi amenities standard tanpa hair driyer. Unfortunately, aku dapat handuk yang nggak begitu bersih. Ada noda semacam bekas lipstick nempel. Jelas bukan lipstickku, nodanya warna merah sedangkan aku saat itu pakai lipstick warna cokelat. Lalu air krannya tidak begitu bagus, karena berasa dan berbau kaporit. Alhasil aku harus sikat gigi pakai air mineral. Tapi tetep aja kena zonk pas wudhu.


Hotel ini punya fasilitas kolam renang untuk dewasa dan anak-anak dan fitness center. Area parkirnya luas, di depan kamar juga ada garasi terbuka. Wifinya lumayan, di meeting room dan di resto kenceng, tapi sinyalnya di kamar suka datang dan pergi tanpa permisi.



Untuk area bersantap, ada di Palimanan Cafe, yang terintegrasi dengan beberapa ruang meeting. Kalau makan atau rapat di sini viewnya padang golf, hijau menyejukkan mata. Kemarin aku rapat di ruang VIP2 di lantai dua. Menurutku ruangan tsb lebih cocok untuk dijadikan ruang makan ketimbang ruang rapat karena pencahayaannya disetting kearah remang-remang. Sumpah ini bikin sakit mata untuk baca dan kerja.



Soal makanan, sadly ini menurutku di bawah standard hotel bintang empat. Rasanya tidak konsisten, ada menu yang enak, dan ada menu yang hambar. Dari sekian banyak makanan yang aku makan, yang enak adalah soto, rawon, hash brown dan ayam kalasan. Mie goreng dan bihunnya hambar. Lalu dari segi pilihan, juga tidak banyak. Tidak ada food stall apapun di sana, makanan hanya ada di satu meja utama. Ketika sarapan tiba, menunya lebih bervariasi karena ada bread corner dan salad corner. Tapi nggak ada egg corner, yang ada telur dadar yang sudah disajikan.



Buatku, resto ini tidak masuk dalam daftar tempat makan fancy yang harus dikunjungi. So much better makan di hotel lain yang varian makanannya lebih banyak kalau harganya sama. Misalnya di Mercure atau Garden Palace. Di sini overprice menurutku, cuma menang view aja, yang memang beda dari yang lainnya.

Jujur aku nggak mau balik ke sini kalau harus bayar sendiri. Sayang rasanya keluar duit kalau tidak sesuai selera. Kalau dibayarin kayak kemarin mah hayuk aja. Haha.


Overall score: 6,8/10


Ciputra Golf Club and Hotel
Jl. Citraland Utama, Citraland
Lakarsantri, Surabaya 60219
Telp: 031 - 7412555 

Comments

Popular posts from this blog

Bintang GTM

Seminggu ini menjadi salah satu minggu yang membuatku sedih. Bagaimana tidak, Bintang yang selama ini pemakan segala mendadak GTM. Usut punya usut, dia lagi sariawan. Ini sariawan yang kedua. Setelah yang pertama sembuh, sekarang kok ya nongol lagi. Mana kejadian ini muncul ketika Bintang recovery dari batpil, di mana saat itu makannya tidak seperti biasanya. Ya iyalah, orang sakit mana gampang makannya. Sedih lihat Bintang jadi agak tirus gitu pipinya. Makannya dikit geraknya banyak, nggak bisa diam. Ngocehnya juga banyak. Sedih juga ngebayangin berapa BBnya sekarang. *sembunyikan timbangan. Selama sariawan Bintang jadi sedikit makannya. Di sariawan pertama dia masih mau makan meski harus bubur. Masih gampang juga nyuapinnya. Di sariawan yang kedua susahnya minta ampun, dia lebih sering GTM. Aneka masakan sudah aku coba, aku sengaja memasakkan aneka menu favoritnya. Tapi cuma disentuh seimprit, itupun kalau dia mood. Kesabaran semakin menipis karena khawatir kekurangan asupan...

Cerita Dari Jogja (Part 2)

Bandara Adi Sucipto: tampak depan Kali ini aku akan bercerita tentang bandara yang ada di Jogja, yaitu Adi Sucipto International Airport. Meskipun bertaraf internasional, bandara ini termasuk kecil secara luasan bangunan dan landasan. Beda jauh dengan bandara Juanda di Surabaya atau Soekarno Hatta di Jakarta. Ruangan kedatangan domestiknya nggak terlalu gede, bisa dikatakan kecil malah, "cuma" dilengkapi tiga baggage claim.  boarding room antrian masuk pesawat Untuk boarding room, berbeda dengan bandara lainnya yang bebentuk persegi panjang, di bandara ini bentuknya setengah lingkaran. Karena jumlahnya cuma satu, maka penumpang dari berbagai maskapai akan bercampur baur di sini. Boarding room ini dilengkapi 4 gate untuk naik pesawat. Cuma kemarin pas aku check in , di boarding pas s ku tertera gate 0. Berhubung ini baru pertama kali terjadi, daripada tersesat di bandara, aku bertanya ke salah satu petugas yang ada. Dari beliau, aku mendapatkan informa...

Aku dan Freezer = Pembuktian :)

Suka yang aneh - aneh. Doyan belanja. Boros. Keras kepala. Pemimpi. Itulah komentar orang - orang sekitar pas tahu aku berencana beli freezer baru karena freezer yang lama udah nggak muat buat ASIP. Sempat stress juga karena omongan tersebut. Tapi mereka kan nggak pernah berada di posisiku. Mereka nggak pernah pompa ASI kayak aku. Sempet kendur juga ketika disodori pertanyaan "emang bakal penuh?", "kalau udah nggak dipakai mau diapakan?". Hmm... Akhirnya aku tetap pada keputusanku, beli freezer baru. I don't care with all they said any longer. Modal utamaku cuma bismillah. Dan ketika freezer itu datang, apa yang terjadi? Aku menangis haru saat tahu freezer itu akhirnya penuh, bahkan nggak muat untuk ASIP yang ada setelah botol - botol yang berceceran (baca: dititipkan di mana - mana) dikumpulkan dan dipindahkan ke situ. Alhamdulillah wa syukurillah, aku berhasil membuktikan bahwa freezer ini emang worth to buy . Aku membuktikan kalau aku bisa ...