Kami mengawali hari kedua dengan sarapan di Kedai Abbas, kedai halal food yang menjual makanan India dan aneka jus buah. Kedai ini buka 24 jam, jadi kalau "desperate" makan apa tapi nggak mau jalan jauh, bisa jadi solusi. Aku memilih Kwetiau Goreng.
Setelah makan, kami jalan ke Bugis Village. Ketemuan sama Pak Sony di sana. Berhubung mallnya (Bugis Junction dan Bugis +) dan Bugis Marketnya belum buka, kami mampir ngopi dulu, ngobrol.
Seneng deh di sini nemu Giordano lagi sale hingga 75%. Jadi bisa dapat kaos I Love SG dengan harga yang hampir sama dengan kaos yang dijual di Bugis Market, tapi kualitasnya lebih baik. Untuk suami, aku belikan kemeja yang harganya tinggal 1/3 dari harga normal. Nggak lupa mampir ke Sephora untuk membelikan titipan make up-nya anak-anak. By the way, ternyata banyak make up yang harganya sama atau bahkan lebih murah di Indonesia lho. Cuma memang di sini koleksinya lebih banyak. Aku sendiri "terpaksa" beli lipstick yang lebih mahal dari di tanah air karena shades yang aku mau susah nyarinya di sana.
Untuk belanja sovenir seperti gantungan kunci, magnet, tas belanja dsb aku belanja di Bugis Market. Untuk gantungan kunci 10 SGD dapat 24, tas belanja 10 SGD dapat 3, magnet kulkas 10 SGD dapat 5. Harganya sama kok antara satu toko dengan toko lainnya. Soal komunikasi, penjaga toko bisa bahasa Inggris dan Indonesia kok.
Karena barang belanjaan banyak, kami memutuskan untuk ke hotel dulu drop barang. Selanjutnya, kami Orchard. Numpang makan siang di food courtnya demi mencari makanan halal. Siang itu aku makan Nasi Briyani dan Ayam Goreng. Karena Mbak Dewi dan Pak Sony pengen belanja, sementara kakiku sakit, aku gak ikut jalan. Aku duduk di bangku yang ada di sepanjang jalan. Sambil nunggu, aku menyempatkan beli one dollar ice cream yang terkenal itu.
Orchard adalah kawasan perbelanjaan premium. Karena harganya nggak terjangkau buatku, jadi aku cukup seightseeing saja.
Di Orchard, aku ketemuan sama Amilia, mahasiswa Unair yang lagi exchange di NUS. Amili gabung sama kami, jadi makin rame.
Tujuan kami selanjutnya adalah Merlion Park. Merlion adalah wujud setengah ikan setengah singa yang menjadi lambang Singapura. Untuk mencapai Merlion Park, aku naik MRT turun Harbourfront Station. Lalu jalan kaki ke sana.
Sore itu, Merlion Park cukup ramai, tapi masih nyaman. Oiya, yang paling menyenangkan dari Singapura adalah banyak tempat wisata yang gratis tapi sangat terawat. Di seberang Merlion, ada Esplanade. Tapi nggak ke sana. Cukup melihat dari kejauhan. Dari Merlion, kami ke Mustafa Shopping Center, hypermarket yang buka 24 jam di daerah Little India. Sayang, hari itu ramai sekali karena menjelang hari Raya Depavali. Kami jadi tidak bisa menikmati.
Hari sudah malam, kaki sudah capek minta diistirahatkan. Tapi perut harus terlebih dahulu diisi. Kami memutuskan makan di Qiji, halal chinese resto di seberang Bugis MRT Station. Qiji ini punya banyak cabang yang tersebar di berbagai daerah. Pilihanku jatuh pada Seafood Laksa. Rasanya enak dan porsinya cukup besar. 5 SGD bukanlah harga yang mahal. Selain laksa, mereka juga menjual Nasi Lemak, Mee Rebus dan aneka side dish lainnya.
Seafood Laksa |
Oiya, selama di sini, aku mengaktifkan international roaming dan berlangganan paket data. Per harinya 50 ribu untuk paket internet, ada juga palet 3in1 (data, telepon dan SMS) seharga 70rb. Aku pakai 3in1 tiga hari seharga 150 ribu, dapat 400 MB, 30 SMS dan 30 menit. Di sini Telkomsel berpartner dengan SingTel.
Qiji Bugis Village
160 Rochor Road, Singapore 188435
Operating hours: Monday - Saturday 09.30 - 21.45. Sunday 09.30 - 21.30
To be continued.
Comments