Skip to main content

Trip to Singapore (Day 2)

Kami mengawali hari kedua dengan sarapan di Kedai Abbas, kedai halal food yang menjual makanan India dan aneka jus buah. Kedai ini buka 24 jam, jadi kalau "desperate" makan apa tapi nggak mau jalan jauh, bisa jadi solusi. Aku memilih Kwetiau Goreng.




Di sepanjangang Dickson Road juga banyak kok yang jual makanan, tapi kebanyakan nggak halal. Dan yang paling menarik perhatianku adalah Warung Suroboyo yang menjual soto, sop buntut dan penyetan. Cuma aku nggak nyobain ke situ, masak iya jauh - jauh ke Singapore cuma makan makanan sehari - hari? :p


Setelah makan, kami jalan ke Bugis Village. Ketemuan sama Pak Sony di sana. Berhubung mallnya (Bugis Junction dan Bugis +) dan Bugis Marketnya belum buka, kami mampir ngopi dulu, ngobrol.


Seneng deh di sini nemu Giordano lagi sale hingga 75%. Jadi bisa dapat kaos I Love SG dengan harga yang hampir sama dengan kaos yang dijual di Bugis Market, tapi kualitasnya lebih baik. Untuk suami, aku belikan kemeja yang harganya tinggal 1/3 dari harga normal. Nggak lupa mampir ke Sephora untuk membelikan titipan make up-nya anak-anak. By the way, ternyata banyak make up yang harganya sama atau bahkan lebih murah di Indonesia lho. Cuma memang di sini koleksinya lebih banyak. Aku sendiri "terpaksa" beli lipstick yang lebih mahal dari di tanah air karena shades yang aku mau susah nyarinya di sana.

Untuk belanja sovenir seperti gantungan kunci, magnet, tas belanja dsb aku belanja di Bugis Market. Untuk gantungan kunci 10 SGD dapat 24, tas belanja 10 SGD dapat 3, magnet kulkas 10 SGD dapat 5. Harganya sama kok antara satu toko dengan toko lainnya. Soal komunikasi, penjaga toko bisa bahasa Inggris dan Indonesia kok.

Karena barang belanjaan banyak, kami memutuskan untuk ke hotel dulu drop barang. Selanjutnya, kami Orchard. Numpang makan siang di food courtnya demi mencari makanan halal. Siang itu aku makan Nasi Briyani dan Ayam Goreng. Karena Mbak Dewi dan Pak Sony pengen belanja, sementara kakiku sakit, aku gak ikut jalan. Aku duduk di bangku yang ada di sepanjang jalan. Sambil nunggu, aku menyempatkan beli one dollar ice cream yang terkenal itu. 


Orchard adalah kawasan perbelanjaan premium. Karena harganya nggak terjangkau buatku, jadi aku cukup seightseeing saja. 



Di Orchard, aku ketemuan sama Amilia, mahasiswa Unair yang lagi exchange di NUS. Amili gabung sama kami, jadi makin rame. 


Tujuan kami selanjutnya adalah Merlion Park. Merlion adalah wujud setengah ikan setengah singa yang menjadi lambang Singapura. Untuk mencapai Merlion Park, aku naik MRT turun Harbourfront Station. Lalu jalan kaki ke sana.



Sore itu, Merlion Park cukup ramai, tapi masih nyaman. Oiya, yang paling menyenangkan dari Singapura adalah banyak tempat wisata yang gratis tapi sangat terawat. Di seberang Merlion, ada Esplanade. Tapi nggak ke sana. Cukup melihat dari kejauhan. Dari Merlion, kami ke Mustafa Shopping Center, hypermarket yang buka 24 jam di daerah Little India. Sayang, hari itu ramai sekali karena menjelang hari Raya Depavali. Kami jadi tidak bisa menikmati.

Hari sudah malam, kaki sudah capek minta diistirahatkan. Tapi perut harus terlebih dahulu diisi. Kami memutuskan makan di Qiji, halal chinese resto di seberang Bugis MRT Station. Qiji ini punya banyak cabang yang tersebar di berbagai daerah. Pilihanku jatuh pada Seafood Laksa. Rasanya enak dan porsinya cukup besar. 5 SGD bukanlah harga yang mahal. Selain laksa, mereka juga menjual Nasi Lemak, Mee Rebus dan aneka side dish lainnya.


Seafood Laksa

Oiya, selama di sini, aku mengaktifkan international roaming dan berlangganan paket data. Per harinya 50 ribu untuk paket internet, ada juga palet 3in1 (data, telepon dan SMS) seharga 70rb. Aku pakai 3in1 tiga hari seharga 150 ribu, dapat 400 MB, 30 SMS dan 30 menit. Di sini Telkomsel berpartner dengan SingTel.



Qiji Bugis Village
160 Rochor Road, Singapore 188435
Operating hours: Monday - Saturday 09.30 - 21.45. Sunday 09.30 - 21.30

To be continued.

Comments

Popular posts from this blog

Bintang GTM

Seminggu ini menjadi salah satu minggu yang membuatku sedih. Bagaimana tidak, Bintang yang selama ini pemakan segala mendadak GTM. Usut punya usut, dia lagi sariawan. Ini sariawan yang kedua. Setelah yang pertama sembuh, sekarang kok ya nongol lagi. Mana kejadian ini muncul ketika Bintang recovery dari batpil, di mana saat itu makannya tidak seperti biasanya. Ya iyalah, orang sakit mana gampang makannya. Sedih lihat Bintang jadi agak tirus gitu pipinya. Makannya dikit geraknya banyak, nggak bisa diam. Ngocehnya juga banyak. Sedih juga ngebayangin berapa BBnya sekarang. *sembunyikan timbangan. Selama sariawan Bintang jadi sedikit makannya. Di sariawan pertama dia masih mau makan meski harus bubur. Masih gampang juga nyuapinnya. Di sariawan yang kedua susahnya minta ampun, dia lebih sering GTM. Aneka masakan sudah aku coba, aku sengaja memasakkan aneka menu favoritnya. Tapi cuma disentuh seimprit, itupun kalau dia mood. Kesabaran semakin menipis karena khawatir kekurangan asupan...

Cerita Dari Jogja (Part 2)

Bandara Adi Sucipto: tampak depan Kali ini aku akan bercerita tentang bandara yang ada di Jogja, yaitu Adi Sucipto International Airport. Meskipun bertaraf internasional, bandara ini termasuk kecil secara luasan bangunan dan landasan. Beda jauh dengan bandara Juanda di Surabaya atau Soekarno Hatta di Jakarta. Ruangan kedatangan domestiknya nggak terlalu gede, bisa dikatakan kecil malah, "cuma" dilengkapi tiga baggage claim.  boarding room antrian masuk pesawat Untuk boarding room, berbeda dengan bandara lainnya yang bebentuk persegi panjang, di bandara ini bentuknya setengah lingkaran. Karena jumlahnya cuma satu, maka penumpang dari berbagai maskapai akan bercampur baur di sini. Boarding room ini dilengkapi 4 gate untuk naik pesawat. Cuma kemarin pas aku check in , di boarding pas s ku tertera gate 0. Berhubung ini baru pertama kali terjadi, daripada tersesat di bandara, aku bertanya ke salah satu petugas yang ada. Dari beliau, aku mendapatkan informa...

Aku dan Freezer = Pembuktian :)

Suka yang aneh - aneh. Doyan belanja. Boros. Keras kepala. Pemimpi. Itulah komentar orang - orang sekitar pas tahu aku berencana beli freezer baru karena freezer yang lama udah nggak muat buat ASIP. Sempat stress juga karena omongan tersebut. Tapi mereka kan nggak pernah berada di posisiku. Mereka nggak pernah pompa ASI kayak aku. Sempet kendur juga ketika disodori pertanyaan "emang bakal penuh?", "kalau udah nggak dipakai mau diapakan?". Hmm... Akhirnya aku tetap pada keputusanku, beli freezer baru. I don't care with all they said any longer. Modal utamaku cuma bismillah. Dan ketika freezer itu datang, apa yang terjadi? Aku menangis haru saat tahu freezer itu akhirnya penuh, bahkan nggak muat untuk ASIP yang ada setelah botol - botol yang berceceran (baca: dititipkan di mana - mana) dikumpulkan dan dipindahkan ke situ. Alhamdulillah wa syukurillah, aku berhasil membuktikan bahwa freezer ini emang worth to buy . Aku membuktikan kalau aku bisa ...