Skip to main content

Roasted Chicken


Sudah sejak lama aku ngidam roasted chicken. Pengennya sih beli di Kenny Rogers. Tapi lokasinya jauh dari rumah, jadinya malas. Lalu aku ingat, aku punya bookmark resep Roasted Chicken dari Mbak Carolina Maya yang aku temukan dari grup Natural Cooking Club. Meskipun rada males ngeluarin oven, tapi akhirnya aku eksekusi juga resep ini, saking pengennya. Hehehe.

ROASTED CHICKEN
Bahan:
1 ekor ayam dengan berat di bawah 900 gram (aku pakai 8 paha ayam)
1 buah bawang bombay
10 siung bawang putih
3 cm jahe
2 sdm lada hitam (berhubung nggak ada stok lada hitam, aku pakai lada putih)
3 sdm kecap manis
2 sdm saus tiram
2 sdm madu
1 sdt gula pasir
1 sdt garam
2 sdm minyak zaitun (aku pakai minyak goreng)

1 sdm oregano (aku nggak pakai)
1 buah jeruk nipis

Cara Membuat:
  1. Lumuri ayam dengan garam dan air perasan jeruk nipi. Diamkan selama 20 menit.
  2. Haluskan bawang bombay, bawang putih dan jahe.
  3. Tambahkan madu, kecap manis, saus tiram, gula, lada dan minyak.
  4. Lumuri ayam dengan bumbu tadi, diamkan selama satu jam di kulkas. (Aku merendamnya semalam)
  5. Panggang ayam dengan temperatur 180' C selama 75 menit dengan rincian, 45 menit pertama ayam ditutup dengan alumunium foil. Selebihnya biarkan panggang terbuka. Oiya, setiap 15 menit olesi ayam dengan sisa bumbu.
Fresh from the oven
Alhamdulillah matangnya pas, dalamnya sudah tidak berdarah, luarnya sudah kecokelatan. Rasanya sudah enak, tapi menurutku akan lebih enak kalau pakai lada hitam. Bakal lebih nendang. Atau pakai cabai. Nanti deh di percobaan selanjutnya akan kucoba.


Happy cooking, happy eating!

Comments

Popular posts from this blog

Bintang GTM

Seminggu ini menjadi salah satu minggu yang membuatku sedih. Bagaimana tidak, Bintang yang selama ini pemakan segala mendadak GTM. Usut punya usut, dia lagi sariawan. Ini sariawan yang kedua. Setelah yang pertama sembuh, sekarang kok ya nongol lagi. Mana kejadian ini muncul ketika Bintang recovery dari batpil, di mana saat itu makannya tidak seperti biasanya. Ya iyalah, orang sakit mana gampang makannya. Sedih lihat Bintang jadi agak tirus gitu pipinya. Makannya dikit geraknya banyak, nggak bisa diam. Ngocehnya juga banyak. Sedih juga ngebayangin berapa BBnya sekarang. *sembunyikan timbangan. Selama sariawan Bintang jadi sedikit makannya. Di sariawan pertama dia masih mau makan meski harus bubur. Masih gampang juga nyuapinnya. Di sariawan yang kedua susahnya minta ampun, dia lebih sering GTM. Aneka masakan sudah aku coba, aku sengaja memasakkan aneka menu favoritnya. Tapi cuma disentuh seimprit, itupun kalau dia mood. Kesabaran semakin menipis karena khawatir kekurangan asupan...

Cerita Dari Jogja (Part 2)

Bandara Adi Sucipto: tampak depan Kali ini aku akan bercerita tentang bandara yang ada di Jogja, yaitu Adi Sucipto International Airport. Meskipun bertaraf internasional, bandara ini termasuk kecil secara luasan bangunan dan landasan. Beda jauh dengan bandara Juanda di Surabaya atau Soekarno Hatta di Jakarta. Ruangan kedatangan domestiknya nggak terlalu gede, bisa dikatakan kecil malah, "cuma" dilengkapi tiga baggage claim.  boarding room antrian masuk pesawat Untuk boarding room, berbeda dengan bandara lainnya yang bebentuk persegi panjang, di bandara ini bentuknya setengah lingkaran. Karena jumlahnya cuma satu, maka penumpang dari berbagai maskapai akan bercampur baur di sini. Boarding room ini dilengkapi 4 gate untuk naik pesawat. Cuma kemarin pas aku check in , di boarding pas s ku tertera gate 0. Berhubung ini baru pertama kali terjadi, daripada tersesat di bandara, aku bertanya ke salah satu petugas yang ada. Dari beliau, aku mendapatkan informa...

Aku dan Freezer = Pembuktian :)

Suka yang aneh - aneh. Doyan belanja. Boros. Keras kepala. Pemimpi. Itulah komentar orang - orang sekitar pas tahu aku berencana beli freezer baru karena freezer yang lama udah nggak muat buat ASIP. Sempat stress juga karena omongan tersebut. Tapi mereka kan nggak pernah berada di posisiku. Mereka nggak pernah pompa ASI kayak aku. Sempet kendur juga ketika disodori pertanyaan "emang bakal penuh?", "kalau udah nggak dipakai mau diapakan?". Hmm... Akhirnya aku tetap pada keputusanku, beli freezer baru. I don't care with all they said any longer. Modal utamaku cuma bismillah. Dan ketika freezer itu datang, apa yang terjadi? Aku menangis haru saat tahu freezer itu akhirnya penuh, bahkan nggak muat untuk ASIP yang ada setelah botol - botol yang berceceran (baca: dititipkan di mana - mana) dikumpulkan dan dipindahkan ke situ. Alhamdulillah wa syukurillah, aku berhasil membuktikan bahwa freezer ini emang worth to buy . Aku membuktikan kalau aku bisa ...