Skip to main content

Nasi Bakar Tuna


Masakan ini sebenarnya sudah kubuat bulan lalu, tapi baru sempat upload karena kesibukan. Sengaja membuat masakan ini dalam rangka menghabiskan stok Tuna Asap yang aku beli saat lebaran kemarin. Menu ini nyontek dari Nasi Bakar dari blognya Mbak Nina.

NASI BAKAR
Bahan:
500 gram beras, cuci bersih
600 ml santan dari 1/2 butir kelapa
2 lembar daun salam
1 batang serai
1 helai daun pandan
Garam secukupnya
Daun pisang

Bahan lauk:
300 gr suwiran Tuna Asap
7 butir bawang mearh, iris tipis
5 siung bawang putih, iris tipis
4 cabai merah. iris tipis
1 sdt garam
1/2 sdt merica bubuk
minyak untuk menumis

Pelengkap:
Sambal terasi
Tahu Tempe bacem

Cara membuat:
  1. Masukkan beras yang telah dicuci bersih, tambahkan santan, masukkan daun salam, serai dan pandan. Masak hingga matang (aku menggunakan rice cooker biar praktis).
  2. Untuk membuat lauk: panaskan minyak, tumis bawang putih dan bawangmerah hingga harum dan layu. Masukkan suwiran tuna, masak hingga berubah warna. Masukkan cabai merah. aduk rata hingga matang, bumbui dengan garam dan merica. Angkat dan sisihkan.
  3. Campurkan tumisan tuna ke dalam nasi, aduk hingga tercampur rata. 
  4. Siapkan daun pisang, letakkan nasi di atasnya. Bungkus sambil dipadatkan, semat dengan lidi. Lakukan sampai habis.
  5. Bakar nasi hingga daunnya agak kering.
  6. Angkat dan sajikan dengan pelengkapnya.
Nasi bakar ini enak disantap selagi hangat. Oiya, harusnya ada kerupuk, kemarin itu lupa nggoreng kerupuk. Hehehe. Satu resep ini jadi sekitar 5 bungkus.

Happy cooking, happy eating!

Comments

Popular posts from this blog

Bintang GTM

Seminggu ini menjadi salah satu minggu yang membuatku sedih. Bagaimana tidak, Bintang yang selama ini pemakan segala mendadak GTM. Usut punya usut, dia lagi sariawan. Ini sariawan yang kedua. Setelah yang pertama sembuh, sekarang kok ya nongol lagi. Mana kejadian ini muncul ketika Bintang recovery dari batpil, di mana saat itu makannya tidak seperti biasanya. Ya iyalah, orang sakit mana gampang makannya. Sedih lihat Bintang jadi agak tirus gitu pipinya. Makannya dikit geraknya banyak, nggak bisa diam. Ngocehnya juga banyak. Sedih juga ngebayangin berapa BBnya sekarang. *sembunyikan timbangan. Selama sariawan Bintang jadi sedikit makannya. Di sariawan pertama dia masih mau makan meski harus bubur. Masih gampang juga nyuapinnya. Di sariawan yang kedua susahnya minta ampun, dia lebih sering GTM. Aneka masakan sudah aku coba, aku sengaja memasakkan aneka menu favoritnya. Tapi cuma disentuh seimprit, itupun kalau dia mood. Kesabaran semakin menipis karena khawatir kekurangan asupan...

Cerita Dari Jogja (Part 2)

Bandara Adi Sucipto: tampak depan Kali ini aku akan bercerita tentang bandara yang ada di Jogja, yaitu Adi Sucipto International Airport. Meskipun bertaraf internasional, bandara ini termasuk kecil secara luasan bangunan dan landasan. Beda jauh dengan bandara Juanda di Surabaya atau Soekarno Hatta di Jakarta. Ruangan kedatangan domestiknya nggak terlalu gede, bisa dikatakan kecil malah, "cuma" dilengkapi tiga baggage claim.  boarding room antrian masuk pesawat Untuk boarding room, berbeda dengan bandara lainnya yang bebentuk persegi panjang, di bandara ini bentuknya setengah lingkaran. Karena jumlahnya cuma satu, maka penumpang dari berbagai maskapai akan bercampur baur di sini. Boarding room ini dilengkapi 4 gate untuk naik pesawat. Cuma kemarin pas aku check in , di boarding pas s ku tertera gate 0. Berhubung ini baru pertama kali terjadi, daripada tersesat di bandara, aku bertanya ke salah satu petugas yang ada. Dari beliau, aku mendapatkan informa...

Aku dan Freezer = Pembuktian :)

Suka yang aneh - aneh. Doyan belanja. Boros. Keras kepala. Pemimpi. Itulah komentar orang - orang sekitar pas tahu aku berencana beli freezer baru karena freezer yang lama udah nggak muat buat ASIP. Sempat stress juga karena omongan tersebut. Tapi mereka kan nggak pernah berada di posisiku. Mereka nggak pernah pompa ASI kayak aku. Sempet kendur juga ketika disodori pertanyaan "emang bakal penuh?", "kalau udah nggak dipakai mau diapakan?". Hmm... Akhirnya aku tetap pada keputusanku, beli freezer baru. I don't care with all they said any longer. Modal utamaku cuma bismillah. Dan ketika freezer itu datang, apa yang terjadi? Aku menangis haru saat tahu freezer itu akhirnya penuh, bahkan nggak muat untuk ASIP yang ada setelah botol - botol yang berceceran (baca: dititipkan di mana - mana) dikumpulkan dan dipindahkan ke situ. Alhamdulillah wa syukurillah, aku berhasil membuktikan bahwa freezer ini emang worth to buy . Aku membuktikan kalau aku bisa ...