Skip to main content

Saya, Perempuan Anti Korupsi


Selasa kemarin aku mendapatkan undangan untuk hadir di seminar "Saya, Perempuan Anti Korupsi" yang diadakan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi bekerjasama dengan Australia Indonesia Partnership for Justice dan Pemerintah Kota Surabaya. Acaranya diselenggarakan di Graha Sawunggaling, Kantor Walikota Surabaya lantai VI di Jl. Jimerto. Yang diundang di acara ini adalah akademisi, komunitas perempuan, LBH dan para pegawai di lingkungan Pemkot Surabaya. 

Pembicara dalam seminar ini adalah Adnan Pandu Praja (KPK), Gandjar Laksmana Bonaprapta (Dosen FH UI), Perwakilan Agen SPAK. Acara dibuka oleh Walikota Surabaya Tri Rismaharini. Pembicara di seminar ini komunikatif dan humoris, nggak membosankan sama sekali. Peserta pun antusias bertanya di akhir acara.

Tiap peserta juga diberikan buku, kaos, block note dan pin. Aku suka banget sama bukunya. Isinya adalah semacam rangkuman dari acara ini. Semua penjelasan tentang korupsi disajikan dalam bahasa sederhana, mudah dimengerti dan tampilannya menarik. Pembahasannya antara lain apa itu korupsi, bagaimana korupsi bisa merajalela, modus-modus korupsi (tindak pidana pencucian uang, gratifikasi), konsekuensi hukum korupsi serta bagaimana peran perempuan dalam pencegahan korupsi. Wah, benar-benar membuka wawasan.

Sebenarnya ada juga ToT-nya, sebagai lanjutan dari seminar ini. Tapi aku nggak bisa ikutan karena infonya aku terima mendadak plus acaranya tiga hari dan mengharuskan pesertanya menginap. Belum berjodoh, semoga lain waktu :)



Belajar dari Bu Risma

Bicara soal Bu Risma, buatku tak pernah ada bosannya. Beberapa kali bertemu beliau di acara resmi dan mendengarkan beliau berpidato, selalu saja ada pelajaran baru yang bisa dipetik. Untuk kesempatan kali ini, ada beberapa hal yang bisa diambil pelajaran:
  1. Saya nggak pernah naik Alphard kecuali nunut (nebeng)
  2. Saya ke mana-mana naik pesawat ekonomi, kecuali nggak dapat tiket dan saya harus berangkat. Enakan duduk di ekonomi, bisa ngobrol kanan kiri.
  3. Anak saya tidak tinggal di rumah dinas walikota, karena mereka tidak berhak. Anak saya nggak boleh diantar jemput ajudan karena mereka tidak berhak. Yang dapat fasilitas itu saya, bukan mereka. Mereka anaknya Risma, warga biasa.
  4. Saya nggak punya tas mahal. Saya nggak punya duit buat beli dan nggak mau disiksa tas. Nggak bayangin kan kalau ke mana-maan ribet ngurusin tas, kalau hujan tasnya yang dilindungin. Nggak tenang juga kalau tasnya hilang.
  5. Kartu kredit saya sampai sekarang limitnya cuma lima belas juta.

Bu Risma memang menginspirasi, bernampilan sederhana, dari dulu sampai sekarang. Di tangannya kota Surabaya punya banyak taman hijau, kebersihan sangat diperhatikan. Masih banyak lagi terobosan yang beliau sudah lakukan, yang mengantarkan beliau menerima banyak penghargaan dari pihak luar.


Ajang Reuni

bersama Mbak Angky dari AIMI Jatim (kiri) dan Mbak Yeye dari KPK

Seperti biasanya, kalau aku  menghadiri acara yang diselenggarakan partner kerjasama Unair, orang pertama yang aku cari adalah orang yang selama ini berhubungan denganku. Kalau selama ini hanya bersua lewat media dan suara, inilah waktunya ketemu langsung dengan ybs. Nah, untuk KPK, salah satu orang yang sering berhubungan denganku adalah Mbak Yuyuk Andriati Iskak atau yang akrab disapa Mbak Yeye. Beliau adalah Humas KPK. Kami sudah pernah bertemu sekitar dua tahun yang lalu. Tapi yang membuat pertemuan kali ini spesial adalah karena aku bisa menemuinya, tidak hanya sebagai partner, tapi juga sebagai salah satu pendiri AIMI. Yes, we're breastfriend. Aku aktif di organisasi yang didirikannya. Tentu saja ini kebanggaan tersendiri. Semoga lain waktu bisa bertemu dengan para pendiri lainnya. Makanya, sesi foto nggak boleh dilewatkan :) Sampai kita ketemu lagi ya Mbak.

Comments

Popular posts from this blog

Bintang GTM

Seminggu ini menjadi salah satu minggu yang membuatku sedih. Bagaimana tidak, Bintang yang selama ini pemakan segala mendadak GTM. Usut punya usut, dia lagi sariawan. Ini sariawan yang kedua. Setelah yang pertama sembuh, sekarang kok ya nongol lagi. Mana kejadian ini muncul ketika Bintang recovery dari batpil, di mana saat itu makannya tidak seperti biasanya. Ya iyalah, orang sakit mana gampang makannya. Sedih lihat Bintang jadi agak tirus gitu pipinya. Makannya dikit geraknya banyak, nggak bisa diam. Ngocehnya juga banyak. Sedih juga ngebayangin berapa BBnya sekarang. *sembunyikan timbangan. Selama sariawan Bintang jadi sedikit makannya. Di sariawan pertama dia masih mau makan meski harus bubur. Masih gampang juga nyuapinnya. Di sariawan yang kedua susahnya minta ampun, dia lebih sering GTM. Aneka masakan sudah aku coba, aku sengaja memasakkan aneka menu favoritnya. Tapi cuma disentuh seimprit, itupun kalau dia mood. Kesabaran semakin menipis karena khawatir kekurangan asupan...

Cerita Dari Jogja (Part 2)

Bandara Adi Sucipto: tampak depan Kali ini aku akan bercerita tentang bandara yang ada di Jogja, yaitu Adi Sucipto International Airport. Meskipun bertaraf internasional, bandara ini termasuk kecil secara luasan bangunan dan landasan. Beda jauh dengan bandara Juanda di Surabaya atau Soekarno Hatta di Jakarta. Ruangan kedatangan domestiknya nggak terlalu gede, bisa dikatakan kecil malah, "cuma" dilengkapi tiga baggage claim.  boarding room antrian masuk pesawat Untuk boarding room, berbeda dengan bandara lainnya yang bebentuk persegi panjang, di bandara ini bentuknya setengah lingkaran. Karena jumlahnya cuma satu, maka penumpang dari berbagai maskapai akan bercampur baur di sini. Boarding room ini dilengkapi 4 gate untuk naik pesawat. Cuma kemarin pas aku check in , di boarding pas s ku tertera gate 0. Berhubung ini baru pertama kali terjadi, daripada tersesat di bandara, aku bertanya ke salah satu petugas yang ada. Dari beliau, aku mendapatkan informa...

Aku dan Freezer = Pembuktian :)

Suka yang aneh - aneh. Doyan belanja. Boros. Keras kepala. Pemimpi. Itulah komentar orang - orang sekitar pas tahu aku berencana beli freezer baru karena freezer yang lama udah nggak muat buat ASIP. Sempat stress juga karena omongan tersebut. Tapi mereka kan nggak pernah berada di posisiku. Mereka nggak pernah pompa ASI kayak aku. Sempet kendur juga ketika disodori pertanyaan "emang bakal penuh?", "kalau udah nggak dipakai mau diapakan?". Hmm... Akhirnya aku tetap pada keputusanku, beli freezer baru. I don't care with all they said any longer. Modal utamaku cuma bismillah. Dan ketika freezer itu datang, apa yang terjadi? Aku menangis haru saat tahu freezer itu akhirnya penuh, bahkan nggak muat untuk ASIP yang ada setelah botol - botol yang berceceran (baca: dititipkan di mana - mana) dikumpulkan dan dipindahkan ke situ. Alhamdulillah wa syukurillah, aku berhasil membuktikan bahwa freezer ini emang worth to buy . Aku membuktikan kalau aku bisa ...