Skip to main content

Tongseng Daging Campur



Sebelumnya Selamat Idul Adha ya teman-teman.

Ceritanya ketika daging sudah di tangan, bingung mau dimasak apa. Aku mendapatkan daging sapi dan kambing dari panitia Qurban masjid kompleks. Kalau dimasak terpisah, bakal capek *edisipemalastapibanyakmau :p Kemudian aku menjatuhkan pilihan kepada Tongseng. Resepnya aku dapatkan dari blognya Mbak Diah Didi, resep aslinya bisa dilihat di sini. Tapi aku nggak pakai daun kol karena nggak punya stoknya, lagipula aku nggak begitu suka sama kol.

TONGSENG DAGING CAMPUR
Bahan:
600 gram daging (campuran daging sapi dan daging kambing), potong kotak
1 bungkus bumbu gulai instant (aku pakai bumbu Bamboe yang besar, untuk setengah kilo daging)
1 liter air untuk merebus daging
500 ml santan encer

Bumbu tambahan untuk tonseng:
6 butir bawang merah, iris tipis
3 butir bawang putih, iris tipis
Cabe rawit secukupnya (sengaja dibiarkan utuh supaya Bintang bisa ikut makan)
1 batang daun bawang, iris kasar
1 buah tomat besar, iris kasar
5 sdm kecap manis

Cara membuat:
1. Rebus daging dengan bumbu gulai instant dan air. Masak sampai daging empuk dan kuah menyusut.
2. Tambahkan santan encer dan bumbu tambahan. Masak sampai cabai agak layu.
3. Angkat dan sajikan selagi hangat.

Alhamdulillah rasanya pas di lidahku. Bintang dan suami juga suka. Besoknya aku buat bekal ke kantor, alhamdulillah kata teman-teman kantor rasanya enak.

Wah, nambah lagi nih resep olahan dagingku. Senangnya.


Happy cooking, happy eating!

Comments

Popular posts from this blog

Bintang GTM

Seminggu ini menjadi salah satu minggu yang membuatku sedih. Bagaimana tidak, Bintang yang selama ini pemakan segala mendadak GTM. Usut punya usut, dia lagi sariawan. Ini sariawan yang kedua. Setelah yang pertama sembuh, sekarang kok ya nongol lagi. Mana kejadian ini muncul ketika Bintang recovery dari batpil, di mana saat itu makannya tidak seperti biasanya. Ya iyalah, orang sakit mana gampang makannya. Sedih lihat Bintang jadi agak tirus gitu pipinya. Makannya dikit geraknya banyak, nggak bisa diam. Ngocehnya juga banyak. Sedih juga ngebayangin berapa BBnya sekarang. *sembunyikan timbangan. Selama sariawan Bintang jadi sedikit makannya. Di sariawan pertama dia masih mau makan meski harus bubur. Masih gampang juga nyuapinnya. Di sariawan yang kedua susahnya minta ampun, dia lebih sering GTM. Aneka masakan sudah aku coba, aku sengaja memasakkan aneka menu favoritnya. Tapi cuma disentuh seimprit, itupun kalau dia mood. Kesabaran semakin menipis karena khawatir kekurangan asupan...

Cerita Dari Jogja (Part 2)

Bandara Adi Sucipto: tampak depan Kali ini aku akan bercerita tentang bandara yang ada di Jogja, yaitu Adi Sucipto International Airport. Meskipun bertaraf internasional, bandara ini termasuk kecil secara luasan bangunan dan landasan. Beda jauh dengan bandara Juanda di Surabaya atau Soekarno Hatta di Jakarta. Ruangan kedatangan domestiknya nggak terlalu gede, bisa dikatakan kecil malah, "cuma" dilengkapi tiga baggage claim.  boarding room antrian masuk pesawat Untuk boarding room, berbeda dengan bandara lainnya yang bebentuk persegi panjang, di bandara ini bentuknya setengah lingkaran. Karena jumlahnya cuma satu, maka penumpang dari berbagai maskapai akan bercampur baur di sini. Boarding room ini dilengkapi 4 gate untuk naik pesawat. Cuma kemarin pas aku check in , di boarding pas s ku tertera gate 0. Berhubung ini baru pertama kali terjadi, daripada tersesat di bandara, aku bertanya ke salah satu petugas yang ada. Dari beliau, aku mendapatkan informa...

Aku dan Freezer = Pembuktian :)

Suka yang aneh - aneh. Doyan belanja. Boros. Keras kepala. Pemimpi. Itulah komentar orang - orang sekitar pas tahu aku berencana beli freezer baru karena freezer yang lama udah nggak muat buat ASIP. Sempat stress juga karena omongan tersebut. Tapi mereka kan nggak pernah berada di posisiku. Mereka nggak pernah pompa ASI kayak aku. Sempet kendur juga ketika disodori pertanyaan "emang bakal penuh?", "kalau udah nggak dipakai mau diapakan?". Hmm... Akhirnya aku tetap pada keputusanku, beli freezer baru. I don't care with all they said any longer. Modal utamaku cuma bismillah. Dan ketika freezer itu datang, apa yang terjadi? Aku menangis haru saat tahu freezer itu akhirnya penuh, bahkan nggak muat untuk ASIP yang ada setelah botol - botol yang berceceran (baca: dititipkan di mana - mana) dikumpulkan dan dipindahkan ke situ. Alhamdulillah wa syukurillah, aku berhasil membuktikan bahwa freezer ini emang worth to buy . Aku membuktikan kalau aku bisa ...