Skip to main content

Are You Dare Enough To Break The Rule??

Kemarin barusan ngobrol dengan salah seorang temen lama pas SMA. Dia mau nikah critanya. First, I was so happy to listen to it. Good news. Dan seperti orang kebanyakan yang dengar tentang kabar pernikahan, pertanyaan yang selanjutnya aku utarakan adalah ”kapan??”. Actually it was so weird question to me, I was so weird when someone ask me about that. Tapi seneng juga si klo bisa bikin orang lain merasakan perasaan ketika ditanya, hahahaha. Dia mau nikah tahun depan, before her next birthday. Her answer made me a little bit shocked.Why?? It because her fiancé is still taking an on the job training in one of leading bank in this country. I argued to her, with the knowledge about the rule durng the OJT that I have from that bank’s presentation on a job fair I attended .

Yang aku tahu, selama masa OJT para pesertanya dilarang menikah. Kalau dilanggar sanksinya gak main – main, yaitu: membayar denda ke bank yang bersangkutan, yang kata si HRD yang presentasi nilainya sama dengan satu buah mobil. Sayang nggak disebutkan tipe mobilnya, jadi nggak tahu nilai pastinya. Tapi rata – rata untuk posisi yang sama di bank – bank lainnya angkanya menyentuh seratus juta. Dan yang pasti karena melanggar aturan baku, yang bersangkutan, akan dikeluarkan. Plus di-black list oleh pihak bank, yang artinya tidak bisa melamar ke bank itu lagi di masa yang akan datang, untuk posisi apapun. Beraattt…

Tapi, penjelasanku tadi disangkal olehnya. Alasannya, “nikahnya kan di sini, gimana mereka bisa tahu? Kita berencananya nggak bilang – bilang ke kantornya kok”. Ya ya ya, jawaban yang ajaib menurutku. Too brave in taking a great risk I thought. Apa iya, bank segede itu bisa dengan mudahnya dikadalin?? I wondered then. But, once again, dia ngeyel. Kali ini pakai alasan agama, dia bilang “bukankah agama menyerukan agar segera menikah kalau sudah siap?? And you know, we are both so ready for that”. Kalau kayak gini, aku malas mendebat jadinya. Akhirnya aku cuma bisa bilang “aku cuma mengingatkan. Keputusannya ada di tanganmu. Dan apapun keputusanmu, kamu yang akan tanggung jawab, bukan aku”.

Selang beberapa waktu kemudian, aku ketemu dengan teman kuliah, yang merupakan jebolan OJT dari bank yang sama dengan calonnya temenku SMA itu. Iseng – iseng aku nanya soal larangan menikah selama OJT, be’e aku sing salah denger pas presentasi waktu itu, even I’m sure I’m not. Hehehe. And her answer was the same with the presentation. Aku mengingatkannya lagi, tapi dia tetap keukeuh dengan keputusannya. Balada orang yang kemraben (pengen banget nikah) sepertinya. Hahaha.

Dan hari ini, aku SMSan sama salah satu teman sekelas pas SMA. Awalnya Cuma Tanya kabar, tapi ujung – ujungnya Tanya soal peraturan itu lagi. Terlebih dia jadi HRD, yang notabene lebih ngerti per-HRD-an better than me. Dia nggak di bank yang sama si, Cuma dia juga jebolan MT. Jawabannya sama saudara – saudara. Dia bilang hamper semua perusahaan penyelenggara MT, memberlakukan peraturan yang sama. Dan setahu dia, bank tersebut juga memberlakukannya. Dia bilang gini “waduh, arek MT kok ruwet ngene si?? Dangkal pikirane”. Dia menyarankan padaku untuk memberitahu temen kita itu, aku ganti pake kita karena sama – sama satu SMA, buat menunda barang sejenak, sampai tunangannya lulus OJT. That’s a good reason. Secara tahu sendiri buat lolos masuk MT tu nggak gampang, masak dihancurkan gitu aja, dengan alasan yang nggak banget. In the end of our talking, dia bilang gini “bank segede itu mata dan telinganya banyak yo. I please him to do, and you’ll see what happen then. Aku berani taruhan gajiku setahun”.

So, Are they dare enough to break that rule?? Just wait and see what happen next.

My Room

October, 9th 2010.

Comments

Popular posts from this blog

Bintang GTM

Seminggu ini menjadi salah satu minggu yang membuatku sedih. Bagaimana tidak, Bintang yang selama ini pemakan segala mendadak GTM. Usut punya usut, dia lagi sariawan. Ini sariawan yang kedua. Setelah yang pertama sembuh, sekarang kok ya nongol lagi. Mana kejadian ini muncul ketika Bintang recovery dari batpil, di mana saat itu makannya tidak seperti biasanya. Ya iyalah, orang sakit mana gampang makannya. Sedih lihat Bintang jadi agak tirus gitu pipinya. Makannya dikit geraknya banyak, nggak bisa diam. Ngocehnya juga banyak. Sedih juga ngebayangin berapa BBnya sekarang. *sembunyikan timbangan. Selama sariawan Bintang jadi sedikit makannya. Di sariawan pertama dia masih mau makan meski harus bubur. Masih gampang juga nyuapinnya. Di sariawan yang kedua susahnya minta ampun, dia lebih sering GTM. Aneka masakan sudah aku coba, aku sengaja memasakkan aneka menu favoritnya. Tapi cuma disentuh seimprit, itupun kalau dia mood. Kesabaran semakin menipis karena khawatir kekurangan asupan...

Cerita Dari Jogja (Part 2)

Bandara Adi Sucipto: tampak depan Kali ini aku akan bercerita tentang bandara yang ada di Jogja, yaitu Adi Sucipto International Airport. Meskipun bertaraf internasional, bandara ini termasuk kecil secara luasan bangunan dan landasan. Beda jauh dengan bandara Juanda di Surabaya atau Soekarno Hatta di Jakarta. Ruangan kedatangan domestiknya nggak terlalu gede, bisa dikatakan kecil malah, "cuma" dilengkapi tiga baggage claim.  boarding room antrian masuk pesawat Untuk boarding room, berbeda dengan bandara lainnya yang bebentuk persegi panjang, di bandara ini bentuknya setengah lingkaran. Karena jumlahnya cuma satu, maka penumpang dari berbagai maskapai akan bercampur baur di sini. Boarding room ini dilengkapi 4 gate untuk naik pesawat. Cuma kemarin pas aku check in , di boarding pas s ku tertera gate 0. Berhubung ini baru pertama kali terjadi, daripada tersesat di bandara, aku bertanya ke salah satu petugas yang ada. Dari beliau, aku mendapatkan informa...

Aku dan Freezer = Pembuktian :)

Suka yang aneh - aneh. Doyan belanja. Boros. Keras kepala. Pemimpi. Itulah komentar orang - orang sekitar pas tahu aku berencana beli freezer baru karena freezer yang lama udah nggak muat buat ASIP. Sempat stress juga karena omongan tersebut. Tapi mereka kan nggak pernah berada di posisiku. Mereka nggak pernah pompa ASI kayak aku. Sempet kendur juga ketika disodori pertanyaan "emang bakal penuh?", "kalau udah nggak dipakai mau diapakan?". Hmm... Akhirnya aku tetap pada keputusanku, beli freezer baru. I don't care with all they said any longer. Modal utamaku cuma bismillah. Dan ketika freezer itu datang, apa yang terjadi? Aku menangis haru saat tahu freezer itu akhirnya penuh, bahkan nggak muat untuk ASIP yang ada setelah botol - botol yang berceceran (baca: dititipkan di mana - mana) dikumpulkan dan dipindahkan ke situ. Alhamdulillah wa syukurillah, aku berhasil membuktikan bahwa freezer ini emang worth to buy . Aku membuktikan kalau aku bisa ...