Skip to main content

Menikmati Bali (Bagian 2)

Hari ketiga di Bali, aku bergabung dengan rombongan. Aktivitas hari ini lebih ringan dan bersahabat untuk ibu hamil macam aku. Aku kuat jalan jauh, tapi aku udah nggak bisa jalan cepet. Aku harus beberapa kali berhenti untuk istirahat dan minum. But I was so well, I enjoy this trip.

Water Blow Nusa Dua



Terletak di kawasan elitenya Bali, aku sebenarnya berpikir nggak worth it buat ke sini. Jalan lumayan di tengah terik matahari yang bikin keringetan, hanya untuk melihat semburan air laut ke batu karang yang buatku biasa saja. Aku pernah mbelani jalan dan naik ke bukit untuk lihat Seruling Laut di Pantai Klayar Pacitan, dan itu memang worth it. Karena merupakan kawasan elite, banyak hotel bintang lima di sini, dan tentu saja semuanya punya pantai pribadi. Akses yang bagus, bersih dan dijamin lebih privat. Nah, ini menarik kalau punya uang, karena harganya tentu saja nggak murah hahah.

Pantai Pandawa






Bali panasnya luar biasa, lebih panas dari Surabaya. Pantai ini sebenarnya bagus, garis pantainya panjang, pasirnya putih dan masih terhitung bersih. Tapiiii toko-toko yang ada di sekitarnya tidak tertata dengan baik. Berkesan sumpek dan tidak nyaman. Kalau mau main ombak atau main pasir mending ke sini pagi atau sore sekalian. Saat yang lain naik perahu dan berkano.

Pura Luhur Uluwatu



Ketika menginjakkan kaki di sini ingatanku melayang pada tahun 2012 di mana aku numpang pumping di salah satu kios yang ada di sini. Seingatku dulu kios di pojokan adalah warung kopi dan es degan, tapi kin sudah berganti jadi kios sovenir. Saat yang lain naik ke pura, aku stay di bawah. Duduk di bawah pohon sambil mengamati kawanan kera yang dibiarkan bebas. Harus hati-hati ya sama si kera, dia suka mendekati pengunjung terutama yang bawa makanan, kacamata, topi, payung. Waktu itu ada gantungan kunci model boneka milik pengunjung yang diambil. 

Ayam Betutu Gilimanuk 



Trip kali ini ditutup dengan early dinner di Ayam Betutu Gilimanuk yang tersohor itu. Menu yang dipesankan oleh pihak travel agent adalah setengah ekor ayam betutu, lengkap dengan nasi, plecing jukut gonda, sambal matah dan kacang tanah goreng. Habis jalan tentu lapar, makannya pun lahap deh. Ayamnya empuk karena dimasak lama, bumbunya terasa dan pedasnya nendang. Aku suka plecing jukut gondanya, masih crunchy. Jukut gonda ini teksturnya mirip kangkung. Pelayanannya cepat dan ramah.

Bye Bali, see you when I see you!

Comments

Popular posts from this blog

Nasi Pupuk

Nasi Pupuk adalah Nasi Campur khas Madiun. Biasa ada di resepsi perkawinan dengan konsep tradisional, bukan prasmanan. Makanya biasa juga disebut Nasi Manten. Isinya adalah sambal goreng (bisa sambel goreng kentang, krecek, ati, daging, atau printil), opor ayam (bisa juga diganti opor telur), acar mentah dan krupuk udang. Berhubung sudah lama tidak ke mantenan tradisional, jadi aku sudah lama banget tidak menikmatinya. So, membuat sendirilah pilihannya. Soalnya tidak ada mantenan dalam waktu dekat juga. Hehehe. Alhamdulillah bisa makan dengan puas :) Happy cooking, happy eating.

Cerita Tentang Pesawat Terbang

To invent an airplane is nothing.  To build one is something.  But to fly is everything.  (Otto Lilienthal) Naik pesawat terbang buat sebagian orang adalah makanan sehari-hari. Surabaya - Jakarta bisa PP dalam sehari, lalu esoknya terbang ke kota lainnya lagi. Tapi, bagi sebagian orang naik pesawat terbang adalah kemewahan, atau malah masih sekedar harapan. Aku ingat betul, ketika aku masih kecil, sumuran anak taman kanak-kanak, aku punya cita-cita naik pesawat. Setiap kali ada pesawat terbang melintas, aku mendongakkan kepala dan melambaikan tangan.  Seusai ritual itu, aku akan bertanya "Bu, kapan aku bisa naik pesawat". "Nanti kalau kamu sudah besar, belajar yang rajin ya", jawab Ibu. Pada saat itu aku cuma mengangguk, tidak menanyakan lebih lanjut apa hubungan antara naik pesawat dengan rajin belajar. Yang pasti, mimpi itu tetap terpatri. Ketika usiaku semakin bertambah, aku menjadi lebih paham bahwa sebenarnya naik pesawat tidak masuk

[Review] Urban Wagyu: Makan Steak di Rumah

tenderloin steak rib eye steak Sejak kapan itu pengen makan steak, cuma suami keluar kota terus. Lalu, lihat feed IG kok nemu steak yang bisa delivery. Tergodalah aku untuk ikut beli di  @urbanwagyu . Mereka adalah steak house yang melayani delivery order saja, karena untuk sementara belum ada restonya. "Wah, seru nih  bisa makan steak di rumah", pikirku. Pesananku: rib eye well done, mashed potato, mixed vegies, extra grilled baby potato dg mushroom sauce. Sedangkan pesanan suami: tenderloin well done, french fries, mix vegies dengan black pepper sauce. Pesanan kami datang dengan kemasan box cokelat ala pizza dengan keterangan tentang detail pesanan di salah satu sisinya. Dagingnya dibungkus alumunium foil, saus dibungkus cup plastik dan diberikan peralatan makan dari plastik  dan dilengkapi dengan saus tomat dan sambal sachet. Reviewnya sebagai berikut: Dagingnya empuk banget, bisa dipotong dengan peralatan makan plastik. Lembut dan