Skip to main content

[Review] The Architecture of Love



Menikmati Bali kali ini, lebih banyak menghabiskan waktu sendiri. Melewatkan sesi outing hari ini karena kondisi. Membaca novel yang sebulan lalu kubeli. Lalu menemui seorang teman baik yang kukenal dari AIMI. Bercerita banyak sambil menikmati es krim di hadapan kami.

Beberapa orang bilang ini mengenaskan? Masak iya yang seperti ini dibilang liburan? Iya, buatku ini sudah liburan. Ketika diri ini aku manjakan. Pergi untuk urusan kantor tapi tidak perlu bangun pagi, bisa sarapan tenang tanpa terburu buru karena tidak ada jadwal yang menunggui. Lalu menikmati hari melakukan aktivitas yang disukai.

Dan akhirnya buku ini aku tuntaskan dalam sehari. Membaca selalu memberikan energi, menyentuh hati, memberikan jeda antara dulu, kini dan nanti. Kebiasaan favorit sejak kecil, dan hingga nanti.

The Architecture of love bercerita tentang pertemuan Raia dan River di New York. Siapa sangka New York dengan segala gemerlap dan kesibukannya, yang disebut sebagai the city that never sleeps, menjadi pelarian mereka dari kenangan buruk di masa lampau. Both of them has their own baggage, and it's not easy to find someone who are willing to help them to unpack it.

Raia dan River punya latar belakang berbeda. Raia seorang penulis, dan River seorang arsitek. Mereka punya cara sendiri mempersepsikan hal di sekelilingya. Keakraban yang terbangun di antara keduanya kemudian berakhir karena River kembali ke tanah air.

  • Calendar does not decide when you are going to change your life for the better. You do.
  • A kiss should be personal, not mandatory public event.
  • Kita memang tidak pernah bisa memastikan kapan kita bisa menerima masa lalu, seberapa jauh pun kita sudah mencoba melangkah ke masa depan.
  • People say that you will never know the value of the moment until it becomes a memory.
  • Every person has at least one secret that will break your heart.
  • Life is a celebration, babe. There is something to celebrate everyday.
  • But we are all strangers to one another until we find something that connects us, right?
  • You will always find an answer in the sound of water.
  • Architecture is sort of a combination of love, mind and reason.
  • Some things in life are not meant to be measured, but just to experienced it, right?
  • Mungkin tidak semua keputusan dalam hidup yang rasanya benar meninggalkan rasa lega, ada beberapa yang memang harus meninggalkan efek seperti ini, seperti ulu hati ditonjok berkali kali.
  • Patah hati tidak akan pernah jadi lebih gampang walau sudah dialami berkali-kali. ya, tidak akan pernah jadi berkurang sakitnya.
  • The way you see people is the way you treat them, and the way you treat them is what they become.
  • Cinta memang terlalu penting untuk diserahkan pada takdir, tapi segigih apa pun kita memperjuangkan, tidak ada yang bisa melawan takdir.

Kuta, 14 April 2018

Comments

Popular posts from this blog

Nasi Pupuk

Nasi Pupuk adalah Nasi Campur khas Madiun. Biasa ada di resepsi perkawinan dengan konsep tradisional, bukan prasmanan. Makanya biasa juga disebut Nasi Manten. Isinya adalah sambal goreng (bisa sambel goreng kentang, krecek, ati, daging, atau printil), opor ayam (bisa juga diganti opor telur), acar mentah dan krupuk udang. Berhubung sudah lama tidak ke mantenan tradisional, jadi aku sudah lama banget tidak menikmatinya. So, membuat sendirilah pilihannya. Soalnya tidak ada mantenan dalam waktu dekat juga. Hehehe. Alhamdulillah bisa makan dengan puas :) Happy cooking, happy eating.

Cerita Tentang Pesawat Terbang

To invent an airplane is nothing.  To build one is something.  But to fly is everything.  (Otto Lilienthal) Naik pesawat terbang buat sebagian orang adalah makanan sehari-hari. Surabaya - Jakarta bisa PP dalam sehari, lalu esoknya terbang ke kota lainnya lagi. Tapi, bagi sebagian orang naik pesawat terbang adalah kemewahan, atau malah masih sekedar harapan. Aku ingat betul, ketika aku masih kecil, sumuran anak taman kanak-kanak, aku punya cita-cita naik pesawat. Setiap kali ada pesawat terbang melintas, aku mendongakkan kepala dan melambaikan tangan.  Seusai ritual itu, aku akan bertanya "Bu, kapan aku bisa naik pesawat". "Nanti kalau kamu sudah besar, belajar yang rajin ya", jawab Ibu. Pada saat itu aku cuma mengangguk, tidak menanyakan lebih lanjut apa hubungan antara naik pesawat dengan rajin belajar. Yang pasti, mimpi itu tetap terpatri. Ketika usiaku semakin bertambah, aku menjadi lebih paham bahwa sebenarnya naik pesawat tidak masuk

[Review] Urban Wagyu: Makan Steak di Rumah

tenderloin steak rib eye steak Sejak kapan itu pengen makan steak, cuma suami keluar kota terus. Lalu, lihat feed IG kok nemu steak yang bisa delivery. Tergodalah aku untuk ikut beli di  @urbanwagyu . Mereka adalah steak house yang melayani delivery order saja, karena untuk sementara belum ada restonya. "Wah, seru nih  bisa makan steak di rumah", pikirku. Pesananku: rib eye well done, mashed potato, mixed vegies, extra grilled baby potato dg mushroom sauce. Sedangkan pesanan suami: tenderloin well done, french fries, mix vegies dengan black pepper sauce. Pesanan kami datang dengan kemasan box cokelat ala pizza dengan keterangan tentang detail pesanan di salah satu sisinya. Dagingnya dibungkus alumunium foil, saus dibungkus cup plastik dan diberikan peralatan makan dari plastik  dan dilengkapi dengan saus tomat dan sambal sachet. Reviewnya sebagai berikut: Dagingnya empuk banget, bisa dipotong dengan peralatan makan plastik. Lembut dan