Skip to main content

Cerita Mudik 2015

Sebenarnya agak terlambat ya posting soal mudik sekarang, tapi it's okay, daripada nggak diposting. Mudik kali ini sangat menyenangkan, alhamdulillah. Selain bisa berkumpul dengan keluarga, kami juga bisa silaturahmi dengan teman lama, kulineran dan jalan-jalan. Bintang senang sekali. Dia menikmati banyak hal baru. 


Tahun ini jadwalnya menghabiskan lebaran hari pertama di Ngawi. Bintang senang sekali lihat takbir keliling. Lantunan takbir meriah sekali, banyak lampu dan lampion. Waktu sholat Ied anteng berbekal cemilan, hehehe. Seragam keluarga kali ini bertemakan rang-rang, warnanya suami yang milih. 


Untuk wisata kuliner, alhamdulillah keturutan makan Nasi Pecel, Dawet Suronatan, Es di Depot Segar, Nasi Jotos, Tepo Tahu, Sate Ayam Ponorogo, dsb. Alhamdulillah lumayan lengkap.

Sebenarnya kalau ditanya Nasi Pecel mana yang paling enak di Madiun, aku pasti bingung menjawabnya karena hampir semuanya enak. Tapi salah satu favoritku adalah Nasi Pecel Yu Gembrot yang terletak di Jl. Imam Bonjol (Pasar Besi) Madiun. Yang membuatnya spesial adalah disajikan dalam pincuk. Kesan tradisionalnya sangat terasa. Biasanya aku pesan lauk Rempelo Ati Goreng, berhubung sudah habis, aku ganti memesan empal goreng. Empal gorengnya empuk banget, bumbunya juga meresap. 

Pecel Yu Gembrot
Kalau di desa gini, yang paling menyenangkan adalah banyak makanan murah meriah. Aman buat kantong. Contohnya adalah Tepo Tahu dan Nasi Jotos. Seporsi cuma dibandrol tiga ribu rupiah saja. Kalau mau nambah, nggak akan bikin kantong bolong. Hehehe.

Tepo tahu biasanya dijual sore hari. Isinya tepo, tahu dan tempe goreng, ditaburi irisan kubis, seledri, kecambah dan kacang lalu disiram kuah kecap. Kalau mau pedas bisa ditambah sambal. Biasanya disajikan dengan kerupuk juga.

Tepo Tahu
Nasi Jotos adalah nasi bungkus versi Madiun. Isinya nasi, kering tahu tempe, telor dadar dan sambal. Menu sederhana tapi ngangenin karena nggak bisa menemukannya kalau di Surabaya.

Nasi Jotos
Sekarang kita beralih ke yang segar-segar. Salah satu dessert yang paling populer di Madiun adalah Es Dawet Suronatan. Letaknya di Jalan Merbabu No 10 Madiun, di seputaran alun-alun. Kalau pas lagi liburan seperti kemarin ramenya nggak ketulungan, sampai harus antri untuk mendapatkan tempat duduk. Berhubung kemarin aku mampir ketika orang-orang sudah jadwalnya balik, jadinya sudah tidak terlalu ramai. Satu porsi es dawet dibandrol delapan ribu rupiah. Dalam satu mangkok dawet ada bubur ketan hitam, bubur sumsum, tape singkong dan cendol dalam kuah santan. Rasanya masih otentik seperti dahulu kala.


Destinasi dessert selanjutnya adalah Depot Es Segar di Jl. Dr. Soetomo. Di sini dijual aneka es dengan nama yang lucu dan unik. Untuk lebih jelas mengenai komposisinya, silahkan tanya pada pelayannya. Kemarin aku beli Es Teler, sedangkan suami pesen Es Bumi Hangus.



Untuk jalan-jalan kemarin kami ke Air Terjun Pengantin di Jogorogo, Ngawi dan ke Pacitan. Nanti akan aku ceritakan secara terpisah ya. 

Can't wait for the next mudik.

Comments

Popular posts from this blog

Nasi Pupuk

Nasi Pupuk adalah Nasi Campur khas Madiun. Biasa ada di resepsi perkawinan dengan konsep tradisional, bukan prasmanan. Makanya biasa juga disebut Nasi Manten. Isinya adalah sambal goreng (bisa sambel goreng kentang, krecek, ati, daging, atau printil), opor ayam (bisa juga diganti opor telur), acar mentah dan krupuk udang. Berhubung sudah lama tidak ke mantenan tradisional, jadi aku sudah lama banget tidak menikmatinya. So, membuat sendirilah pilihannya. Soalnya tidak ada mantenan dalam waktu dekat juga. Hehehe. Alhamdulillah bisa makan dengan puas :) Happy cooking, happy eating.

Cerita Tentang Pesawat Terbang

To invent an airplane is nothing.  To build one is something.  But to fly is everything.  (Otto Lilienthal) Naik pesawat terbang buat sebagian orang adalah makanan sehari-hari. Surabaya - Jakarta bisa PP dalam sehari, lalu esoknya terbang ke kota lainnya lagi. Tapi, bagi sebagian orang naik pesawat terbang adalah kemewahan, atau malah masih sekedar harapan. Aku ingat betul, ketika aku masih kecil, sumuran anak taman kanak-kanak, aku punya cita-cita naik pesawat. Setiap kali ada pesawat terbang melintas, aku mendongakkan kepala dan melambaikan tangan.  Seusai ritual itu, aku akan bertanya "Bu, kapan aku bisa naik pesawat". "Nanti kalau kamu sudah besar, belajar yang rajin ya", jawab Ibu. Pada saat itu aku cuma mengangguk, tidak menanyakan lebih lanjut apa hubungan antara naik pesawat dengan rajin belajar. Yang pasti, mimpi itu tetap terpatri. Ketika usiaku semakin bertambah, aku menjadi lebih paham bahwa sebenarnya naik pesawat tidak masuk

[Review] Urban Wagyu: Makan Steak di Rumah

tenderloin steak rib eye steak Sejak kapan itu pengen makan steak, cuma suami keluar kota terus. Lalu, lihat feed IG kok nemu steak yang bisa delivery. Tergodalah aku untuk ikut beli di  @urbanwagyu . Mereka adalah steak house yang melayani delivery order saja, karena untuk sementara belum ada restonya. "Wah, seru nih  bisa makan steak di rumah", pikirku. Pesananku: rib eye well done, mashed potato, mixed vegies, extra grilled baby potato dg mushroom sauce. Sedangkan pesanan suami: tenderloin well done, french fries, mix vegies dengan black pepper sauce. Pesanan kami datang dengan kemasan box cokelat ala pizza dengan keterangan tentang detail pesanan di salah satu sisinya. Dagingnya dibungkus alumunium foil, saus dibungkus cup plastik dan diberikan peralatan makan dari plastik  dan dilengkapi dengan saus tomat dan sambal sachet. Reviewnya sebagai berikut: Dagingnya empuk banget, bisa dipotong dengan peralatan makan plastik. Lembut dan