Skip to main content

Beda Cowok Dengan Pria

JAKARTA, KOMPAS.com — Tahukah Anda bahwa meski sama-sama berjenis kelamin laki-laki, mereka yang tergolong "cowok" sangat berbeda dengan "pria" dalam perilakunya. Simak saja, Anda atau lelaki pasangan Anda, termasuk yang mana?

Cowok:
"Kamu yang jemput, ya. Capek nih jalannya muter."
Pria:
"Kamu tunggu saja di sana, saya jemput. Capek sedikit enggak masalah, kok."

Cowok:
Bayar sendiri-sendiri kalau ngajak makan atau nonton film, syukur-syukur kalau perempuan mau membayari.
Pria:
Biarpun uangnya mepet, tidak akan membiarkan perempuan membayari.

Cowok:
Sibuk membentuk tubuh dan minum suplemen, tetapi lupa belajar teknik-teknik menyenangkan perempuan.
Pria:
Fokusnya pada bagaimana membuat perempuan merasa senang bersamanya.

Cowok:
Malam pertama selalu meninggalkan bercak "darah perawan".
Pria:
Tak ada "darah perawan" pada malam pertama karena dia pandai membuat perempuan terangsang.

Cowok:
Apabila perempuan mengambil inisiatif dalam aktivitas seksual, komentarnya, "Gile ini perempuan! Agresif amat!"
Pria:
"Ini yang saya cari-cari dari dulu! Permainan jadi seimbang dan menggairahkan."

Cowok:
Tanpa basa-basi, maunya langsung melakukan hubungan seks. Sesudah itu tidur.
Pria:
Foreplay itu ibarat hidangan pembuka (appetizer), hubungan seks sebagai menu utama (main course), dan afterplay sebagai hidangan penutup (dessert).

Cowok:
Apabila hubungan seks sudah membuatnya ejakulasi, itu berarti sudah selesai. Dia tidak tahu bahwa pasangannya menangis di balik punggungnya akibat kecewa.
Pria:
Selalu tahu kapan saat yang tepat untuk intercourse. Dia akan berhenti hanya kalau pasangannya sudah orgasme dan mengalami kepuasan.

Cowok:
Sudah, ya!
Pria:
Sudah atau belum?

Comments

Popular posts from this blog

Bintang GTM

Seminggu ini menjadi salah satu minggu yang membuatku sedih. Bagaimana tidak, Bintang yang selama ini pemakan segala mendadak GTM. Usut punya usut, dia lagi sariawan. Ini sariawan yang kedua. Setelah yang pertama sembuh, sekarang kok ya nongol lagi. Mana kejadian ini muncul ketika Bintang recovery dari batpil, di mana saat itu makannya tidak seperti biasanya. Ya iyalah, orang sakit mana gampang makannya. Sedih lihat Bintang jadi agak tirus gitu pipinya. Makannya dikit geraknya banyak, nggak bisa diam. Ngocehnya juga banyak. Sedih juga ngebayangin berapa BBnya sekarang. *sembunyikan timbangan. Selama sariawan Bintang jadi sedikit makannya. Di sariawan pertama dia masih mau makan meski harus bubur. Masih gampang juga nyuapinnya. Di sariawan yang kedua susahnya minta ampun, dia lebih sering GTM. Aneka masakan sudah aku coba, aku sengaja memasakkan aneka menu favoritnya. Tapi cuma disentuh seimprit, itupun kalau dia mood. Kesabaran semakin menipis karena khawatir kekurangan asupan...

Cerita Dari Jogja (Part 2)

Bandara Adi Sucipto: tampak depan Kali ini aku akan bercerita tentang bandara yang ada di Jogja, yaitu Adi Sucipto International Airport. Meskipun bertaraf internasional, bandara ini termasuk kecil secara luasan bangunan dan landasan. Beda jauh dengan bandara Juanda di Surabaya atau Soekarno Hatta di Jakarta. Ruangan kedatangan domestiknya nggak terlalu gede, bisa dikatakan kecil malah, "cuma" dilengkapi tiga baggage claim.  boarding room antrian masuk pesawat Untuk boarding room, berbeda dengan bandara lainnya yang bebentuk persegi panjang, di bandara ini bentuknya setengah lingkaran. Karena jumlahnya cuma satu, maka penumpang dari berbagai maskapai akan bercampur baur di sini. Boarding room ini dilengkapi 4 gate untuk naik pesawat. Cuma kemarin pas aku check in , di boarding pas s ku tertera gate 0. Berhubung ini baru pertama kali terjadi, daripada tersesat di bandara, aku bertanya ke salah satu petugas yang ada. Dari beliau, aku mendapatkan informa...

Aku dan Freezer = Pembuktian :)

Suka yang aneh - aneh. Doyan belanja. Boros. Keras kepala. Pemimpi. Itulah komentar orang - orang sekitar pas tahu aku berencana beli freezer baru karena freezer yang lama udah nggak muat buat ASIP. Sempat stress juga karena omongan tersebut. Tapi mereka kan nggak pernah berada di posisiku. Mereka nggak pernah pompa ASI kayak aku. Sempet kendur juga ketika disodori pertanyaan "emang bakal penuh?", "kalau udah nggak dipakai mau diapakan?". Hmm... Akhirnya aku tetap pada keputusanku, beli freezer baru. I don't care with all they said any longer. Modal utamaku cuma bismillah. Dan ketika freezer itu datang, apa yang terjadi? Aku menangis haru saat tahu freezer itu akhirnya penuh, bahkan nggak muat untuk ASIP yang ada setelah botol - botol yang berceceran (baca: dititipkan di mana - mana) dikumpulkan dan dipindahkan ke situ. Alhamdulillah wa syukurillah, aku berhasil membuktikan bahwa freezer ini emang worth to buy . Aku membuktikan kalau aku bisa ...