
Sebulan yang lalu, sahabat saya, Ellis, menceritakan tentang rencana pernikahannya. Tak ada angin, tak ada hujan, dia tiba-tiba bercerita tentang acara lamaran. Lhah, kok cepet? Kilat juga, baru enam bulan pacaran langsung memutuskan menikah.
Dan seminggu yang lalu, sahabat saya yang lain, Ita, menceritakan hal yang sama. Menceritakan acara lamaran, yang dihaluskan menjadi pertemuan antar keluarga, yang diadakan sebulan setelah jadian. Wah, yang ini lebih ekspres, super ekspres malah. Dan yang lebih mengejutkan acara "sakral" itu akan diadakan sebulan lagi. I'm so surprised with it.
Meski tak menyalahkan keputusan mereka, saya sendiri masih agak aneh dengan keputusan mereka. Terlebih masalah singkatnya waktu pacaran mereka. Kadang-kadang saya bertanya, benarkah keputusan "besar" itu sudah dipertimbangkan baik-baik sebelumnya. Menurut saya, easy come, easy go.. Makanya, meski tak bisa dipungkiri saya juga pengen yang ekspres seperti mereka, saya pun tak kalah seringnya berpikir seribu kali, menpertimbangkan banyak hal demi keputusan "besar" itu. Melepas masa lajang, memutuskan menikah dengan seseorang yang akan mendampingi kita di kehidupan mendatang, bukanlah perkara kecil. Besar, sangat besar, banyak konsekuensi. Makanya, saya kadang-kadang bingung sendiri karenanya.
But, anyway, apapun keputusan sahabat saya, saya hanya bisa mendukungnya, dan tentu saja mendoakan. Agar semuanya lancar, agar mereka diberi kemudahan. Semoga ini adalah keputusan yang terbaik bagi mereka, yang diambil berdasarkan pertimbangan baik-baik, dengan orang orang yang terbaik, dan pada saat yang terbaik. Amin
Comments