Skip to main content

Aku Memilih Untuk Pergi

Aku nggak tahu sejak kapan perasaan sayang itu beranjak pergi, berangsur namun pasti. Keinginan untuk tetap bersamapun semakin luruh. Detik kebersamaan yang semakin banyak kita lewati bersama ternyata bukanlah jaminan untuk membuat kita semakin satu. Yang ada justru perasaan jengah karena semakin sulit untuk saling mengerti. Dan puncaknya adalah ketika kamu mengatakan aku tak lagi bisa diharapkan, karena aku tidak bisa memberikan apa yang menurutmu harus aku lakukan. Jujur aku masih ingin memperbaiki semua kekacauan ini, meneruskan perjalanan yang harus kita lalui bersama. Tapi, di sisi lain aku tidak bisa membohongi hatiku, bahwa ada banyak hal yang membuatku kecewa, yang membuat hatiku keras membatu. Aku tak ingin menyalahkan siapa - siapa, yang jelas keputusanku untuk pergi telah membulat kuat. Aku tidak ingin kebersamaan kita justru semakin membuat hubungan kita lebih buruk dari apa yang sekarang terjadi.

Terima kasih terdalamku untuk semua kesempatan yang kau berikan dan pelajaran yang kau ajarkan selama kita bersama. Aku minta maaf jika aku ada salah, baik yang disengaja maupun tidak, juga untuk kesalahan yang pura - pura tidak disengaja. Sekarang aku harus pergi, aku memilih pergi, benar - benar pergi dan menghentikan basa - basi ini. Salam untuk teman - teman di sana, tetaplah berjuang. Amanah yang kalian emban menunggu untuk segera direalisasikan.

Comments

Popular posts from this blog

Nasi Pupuk

Nasi Pupuk adalah Nasi Campur khas Madiun. Biasa ada di resepsi perkawinan dengan konsep tradisional, bukan prasmanan. Makanya biasa juga disebut Nasi Manten. Isinya adalah sambal goreng (bisa sambel goreng kentang, krecek, ati, daging, atau printil), opor ayam (bisa juga diganti opor telur), acar mentah dan krupuk udang. Berhubung sudah lama tidak ke mantenan tradisional, jadi aku sudah lama banget tidak menikmatinya. So, membuat sendirilah pilihannya. Soalnya tidak ada mantenan dalam waktu dekat juga. Hehehe. Alhamdulillah bisa makan dengan puas :) Happy cooking, happy eating.

Cerita Tentang Pesawat Terbang

To invent an airplane is nothing.  To build one is something.  But to fly is everything.  (Otto Lilienthal) Naik pesawat terbang buat sebagian orang adalah makanan sehari-hari. Surabaya - Jakarta bisa PP dalam sehari, lalu esoknya terbang ke kota lainnya lagi. Tapi, bagi sebagian orang naik pesawat terbang adalah kemewahan, atau malah masih sekedar harapan. Aku ingat betul, ketika aku masih kecil, sumuran anak taman kanak-kanak, aku punya cita-cita naik pesawat. Setiap kali ada pesawat terbang melintas, aku mendongakkan kepala dan melambaikan tangan.  Seusai ritual itu, aku akan bertanya "Bu, kapan aku bisa naik pesawat". "Nanti kalau kamu sudah besar, belajar yang rajin ya", jawab Ibu. Pada saat itu aku cuma mengangguk, tidak menanyakan lebih lanjut apa hubungan antara naik pesawat dengan rajin belajar. Yang pasti, mimpi itu tetap terpatri. Ketika usiaku semakin bertambah, aku menjadi lebih paham bahwa sebenarnya naik pesawat tidak masuk

[Review] Urban Wagyu: Makan Steak di Rumah

tenderloin steak rib eye steak Sejak kapan itu pengen makan steak, cuma suami keluar kota terus. Lalu, lihat feed IG kok nemu steak yang bisa delivery. Tergodalah aku untuk ikut beli di  @urbanwagyu . Mereka adalah steak house yang melayani delivery order saja, karena untuk sementara belum ada restonya. "Wah, seru nih  bisa makan steak di rumah", pikirku. Pesananku: rib eye well done, mashed potato, mixed vegies, extra grilled baby potato dg mushroom sauce. Sedangkan pesanan suami: tenderloin well done, french fries, mix vegies dengan black pepper sauce. Pesanan kami datang dengan kemasan box cokelat ala pizza dengan keterangan tentang detail pesanan di salah satu sisinya. Dagingnya dibungkus alumunium foil, saus dibungkus cup plastik dan diberikan peralatan makan dari plastik  dan dilengkapi dengan saus tomat dan sambal sachet. Reviewnya sebagai berikut: Dagingnya empuk banget, bisa dipotong dengan peralatan makan plastik. Lembut dan