Skip to main content

Ramadhan dan Mudik Saat Hamil


Assalamualaikum.
Halo teman-teman bagaimana ibadah Ramadhannya? Semoga lancar dan diterima oleh Allah SWT yaa. Tak lupa, aku ucapkan Selamat Idul Fitri 1439 H, Taqaballahu Minna wa Minkum. Semoga kita semua dipertemukan dengan Ramadhan tahun depan. Aamiin.

Ramadhan Saat Hamil
Tahun ini Ramadhanku berbeda dari sebelumnya karena tengah hamil. Awalnya berharap bisa full puasa karena nggak akan menstruasi, tapi ternyata cuma bisa ikut puasa empat hari pertama saja. Ketika haus badan jadi lemas, kepala pusing dan mimisan. Memang, hamil kedua ini lebih ringkih rasanya, lebih banyak keluhan dibandingkan hamil pertama. Tapi alhamdulillah diberikan kekuatan untuk melewatinya hingga detik ini.

Ibadah lainnya pun kemudian menyesuaikan kondisi. Aku lebih sering tarawih di rumah karena sering mimisan dan frekuensi BAK sudah meningkat. Jadi, sholatnya nggak bisa terusan sampai selesai, harus berhenti dulu buat menunaikan hajat lalu lanjut lagi. Untuk mengajipun, kadang sambil rebahan kalau kondisi lagi drop.

Untuk makanan buka dan sahur lebih sering beli. Terima kasih banyak untuk suami yang sangat pengertian dengan kondisi ini. Dia sering sahur tanpa ditemani, nggak rewel dengan apa yang aku siapkan. Terima kasih untuk Bintang yang kooperatif saat Bunda drop.

Mudik Saat Hamil
Mudik tahun ini kami memilih menggunakan kereta, pertimbangannya waktu tempuh kereta sudah (hampir) pasti. Di kereta bisa berdiri dan jalan-jalan supaya aku bisa stretching. Kami melewatkan euforia tol baru yang launching tahun ini. Meskipun begitu, sampai rumah ternyata rasanya capek sekali. Tubuh pun melakukan tugas otomatisnya. mengisitirahatkan diri. Oiya, sebenarnya PT. Kereta Api mulai mensyaratkan bahwa batas aman bepergian dengan kereta untuk ibu hamil adalah 28 minggu. Lebih dari itu, harus memberikan surat keterangan sehat dari dokter. Namun entah karena crowded atau bagaimana, aku tidak melihat adanya pemeriksaan untuk itu. Sebelumnya, saat kontrol terakhir aku sudah meminta surat keterangan dari dokter. Di perjalananku sebelumnya di bulan Maret, ada meja pemeriksaan namun aku tidak diperiksa. I guess they didn't notice that I'm pregnant, perut gak terlalu besar dan pakai dress.

Kalau biasanya aku kuat jalan keliling ke tetangga dan saudara dalam satu waktu, kini hanya kuat berjalan beberapa hingga beberapa rumah dan harus balik untuk istirahat karena mimisan datang menyapa. Kalau dipaksa akan pusing dan lemas tidak terkira. Aku kemudian lebih memilih tinggal di rumah menemani Mbah menerima tamu, alhamdulillah bisa bertemu banyak orang, jadi tinggal berkunjung ke yang dituakan.

Urusan kulineran selama mudik alhamdulillah sudah banyak yang keturutan, lancar dan tanpa mengalami antrian panjang karena aku memulainya sebelum lebaran. Nasi Pecel bungkus daun jati, dawet suronatan, bluder cokro, nasi jotos, soto daging pasar kawak, ayam panggang Gandu sudah dicentang. Kulineran tidak hanya tentang membeli makanan, tapi juga membeli kenangan.

Comments

Popular posts from this blog

Nasi Pupuk

Nasi Pupuk adalah Nasi Campur khas Madiun. Biasa ada di resepsi perkawinan dengan konsep tradisional, bukan prasmanan. Makanya biasa juga disebut Nasi Manten. Isinya adalah sambal goreng (bisa sambel goreng kentang, krecek, ati, daging, atau printil), opor ayam (bisa juga diganti opor telur), acar mentah dan krupuk udang. Berhubung sudah lama tidak ke mantenan tradisional, jadi aku sudah lama banget tidak menikmatinya. So, membuat sendirilah pilihannya. Soalnya tidak ada mantenan dalam waktu dekat juga. Hehehe. Alhamdulillah bisa makan dengan puas :) Happy cooking, happy eating.

Cerita Tentang Pesawat Terbang

To invent an airplane is nothing.  To build one is something.  But to fly is everything.  (Otto Lilienthal) Naik pesawat terbang buat sebagian orang adalah makanan sehari-hari. Surabaya - Jakarta bisa PP dalam sehari, lalu esoknya terbang ke kota lainnya lagi. Tapi, bagi sebagian orang naik pesawat terbang adalah kemewahan, atau malah masih sekedar harapan. Aku ingat betul, ketika aku masih kecil, sumuran anak taman kanak-kanak, aku punya cita-cita naik pesawat. Setiap kali ada pesawat terbang melintas, aku mendongakkan kepala dan melambaikan tangan.  Seusai ritual itu, aku akan bertanya "Bu, kapan aku bisa naik pesawat". "Nanti kalau kamu sudah besar, belajar yang rajin ya", jawab Ibu. Pada saat itu aku cuma mengangguk, tidak menanyakan lebih lanjut apa hubungan antara naik pesawat dengan rajin belajar. Yang pasti, mimpi itu tetap terpatri. Ketika usiaku semakin bertambah, aku menjadi lebih paham bahwa sebenarnya naik pesawat tidak masuk

[Review] Urban Wagyu: Makan Steak di Rumah

tenderloin steak rib eye steak Sejak kapan itu pengen makan steak, cuma suami keluar kota terus. Lalu, lihat feed IG kok nemu steak yang bisa delivery. Tergodalah aku untuk ikut beli di  @urbanwagyu . Mereka adalah steak house yang melayani delivery order saja, karena untuk sementara belum ada restonya. "Wah, seru nih  bisa makan steak di rumah", pikirku. Pesananku: rib eye well done, mashed potato, mixed vegies, extra grilled baby potato dg mushroom sauce. Sedangkan pesanan suami: tenderloin well done, french fries, mix vegies dengan black pepper sauce. Pesanan kami datang dengan kemasan box cokelat ala pizza dengan keterangan tentang detail pesanan di salah satu sisinya. Dagingnya dibungkus alumunium foil, saus dibungkus cup plastik dan diberikan peralatan makan dari plastik  dan dilengkapi dengan saus tomat dan sambal sachet. Reviewnya sebagai berikut: Dagingnya empuk banget, bisa dipotong dengan peralatan makan plastik. Lembut dan