Skip to main content

Cerita Dari Semarang: Petualangan Singkat Akibat Pesawat Delayed

Haloo, sudah lama ya nggak ngeblog. Kehebohan kerjaan jadi alibi untuk kesekian kali. Kali aku akan menceritakan petualanganku di Semarang minggu lalu.

Day 1
Rabu pagi aku bertolak ke Semarang dengan Garuda Indonesia Xplore. Berbeda dengan pengalaman sebelumnya ke Banyuwangi yang menggunakan pesawat ATR, kali ini aku naik pesawat Bombardier CRJ 1000. Pesawatku berangkat jam 07.40. Penerbangan dari Surabaya ke Semarang memakan waktu 35 menit. Beneran deh, baru duduk bentar, lihat-lihat pemandangan tahu-tahu sudah terdengar pengumuman "landing position". 

Bandara Ahmad Yani bukanlah bandara besar. Bangunannya masih lama so there's nothing special for me. Dari Bandara ke tempat workshop aku naik taksi, bayar 50 ribu. Ternyata jaraknya tidak terlalu jauh. Pas aku sampai venue, pembukaan baru akan dimulai. 

Workshop yang aku ikuti membicarakan tentang University Internalization: From Marketing to Alumni Policy. Melihat pemaparan kegiatan hasil kerjasama mah sudah biasa, tapi sumpah deh melongo lihat kegiatan mobility UGM terutama inbound mobility lewat KKN internationalnya. Jumlah inboundnya luar biasa, lalu variasi kegiatannya banyak, untuk tujuan KKNnya di 27 provinsi. Super sekali dan tentu saja patut dicontoh.


Seusai workshop, sekitar jam 17.30, aku menuju hotel dengan berjalan kaki. Lokasi acara (Hotel Santika Premier) dan hotel tempatku menginap (Hotel Pandanaran) terletak di jalan yang sama, yaitu di Jalan Pangandaran. Keduanya hanya berjarak sekitar 500 M. Selesai check in, aku menunggu Nadia terlebih dahulu baru naik ke kamar. Setelah foto-foto dan sholat kami berangkat. Oiya, untuk review hotel akan aku buatkan postingan terpisah supaya lebih enak yaa :)


Dari hasil berunding, aku dan Nadia memutuskan untuk nongkrong saja sambil ngemil es krim. Soalnya pada masih kenyang. Kami nongkrong di Marry Anne's Artisan Ice Cream and Pancake, yang terletak di Rooftop Studio Inn, Jl. Rinjani No 10 D Semarang. Yang aku suka dari Semarang adalah lanskapnya berkontur, jadi ketika sedang di tempat yang lebih tinggi bisa menikmati kerlap-kerlip lampu dari daerah di bawahnya. Cantik sekali.

Sampai cafe, ternyata kami berubah pikiran. Kami memutuskan pesan makanan. Es krimnya jadi dessert, hahaha. Untuk makanan dan minuman sebenarnya rasanya standar kok. Cuma cafe ini menang di tempat, viewnya bagus dan romantis. Sayang ketika malam lightingnya remang-remang, jadi tidak punya foto yang hasilnya bagus. Sepertinya paling enak kalau nongkrongnya sejak petang, menikmati sunset, pasti fotonya lebih bagus.

Aku diantar pulang sekitar jam 9. Begitu sampai telpon suami dan Bintang. Mandi, lalu tidur.


Day 2
Kamis pagi, jadwalnya balik ke Surabaya. Bangun tidur, langsung mandi, sholat dan bersiap-siap. Sembari bersiap, aku buka link web check in untuk aku unduh versi PDF-nya. Betapa kagetnya aku ternyata flightku dirubah, dari yang awalnya jam 09.15 menjadi jam 13.45. Langsung telepon call center untuk memastikan. Dan ternyata benar. Wah, untung saja belum check out. Aku memutuskan menghabiskan waktu untuk berkeliling Semarang daripada bengong di kamar. Barang yang sudah aku kemas, aku bongkar lagi.

Setelah sarapan, berbekal saran dari Minka, aku menuju Museum Lawang Sewu. Letaknya di ujung jalan Pangandaran, sekitar 750 M dari hotel. Aku ke sana berjalan kaki. Jalan Pangandaran adalah pusat oleh-oleh, pagi hari sekitar jam 7.00 toko sudah mulai buka.


Museum baru buka ketika aku sampai, petugas kebersihan masih menyapu. Jam operasionalnya adalah jam 07.00-21.00 WIB. Biaya tiketnya sepuluh ribu untuk dewasa, lima ribu untuk anak-anak dan tiga ribu untuk pelajar. 

halaman tengah
Aku cuma berkeliling di luar gedung, karena masih sepi nggak nyaman juga kalau mau blusukan. Agak-agak takut gimana gitu deh. Tapi gedungnya bagus buat foto-foto. 

lorong
halaman samping
Gedung Lawang Sewu, sebelum dijadikan museum awalnya adalah kantor administrasi NIS (Netherland Indische Spoorweg) yang dibangun pada tahun 1907. Disebut Lawang Sewu karena punya banyak pintu. Di sini juga terdapat penjara bawah tanah yang kemudian memunculkan banyak cerita mistis di masyarakat.



kereta uap
Sekitar jam berkeliling dan berfoto, aku melanjutkan perjalanan ke Klenteng Sam Poo Kong. Karena jaraknya tidak walking distance, aku naik taksi. Ongkosnya cuma dua puluh ribu rupiah.






Tiket masuk ke Klenteng ini cuma tiga ribu rupiah. Kalau mau masuk ke tempat ibadah, bayar lagi dua puluh ribu rupiah. Tapi aku enggak masuk. Not so excited to know what's inside. Hehehe.

Bosan di Sam Poo Kong, aku memutuskan untuk pulang naik taksi yang aku order lewat telepon. Alhamdulillah dapat driver yang baik dan ramah. Aku minta diantarkan ke Leker Paimo yang legendaris itu. Sampai sana ternyata belum buka, nggak apalah menunggu sebentar daripada kejebak antrian yang kabarnya selalu ramai.


Leker Paimo terletak di Jalan Karang Anyar No 37, Semarang (depan SMA Loyola Semarang). Lekernya buka mulai jam 10.00.

menu di Leker Paimo
Aku pesen Sosis Mozarella dan Pisang Cokelat Keju. Rasanya memang enak. Yang bikin ramai adalah variasi toppingnya banyak, jadi nggak membosankan.


Petualanganku berakhir. Aku memutuskan untuk balik ke hotel. Leyeh-leyeh meluruskan kaki sambil ngemil leker.

Jam 12 aku berangkat ke bandara pakai shuttle car dari hotel. Gratis lho. Sampai bandara lha kok kemriyek karena banyak pesawat yang delay.

Anyway, thanks Semarang for the experience.

Comments

Popular posts from this blog

Bintang GTM

Seminggu ini menjadi salah satu minggu yang membuatku sedih. Bagaimana tidak, Bintang yang selama ini pemakan segala mendadak GTM. Usut punya usut, dia lagi sariawan. Ini sariawan yang kedua. Setelah yang pertama sembuh, sekarang kok ya nongol lagi. Mana kejadian ini muncul ketika Bintang recovery dari batpil, di mana saat itu makannya tidak seperti biasanya. Ya iyalah, orang sakit mana gampang makannya. Sedih lihat Bintang jadi agak tirus gitu pipinya. Makannya dikit geraknya banyak, nggak bisa diam. Ngocehnya juga banyak. Sedih juga ngebayangin berapa BBnya sekarang. *sembunyikan timbangan. Selama sariawan Bintang jadi sedikit makannya. Di sariawan pertama dia masih mau makan meski harus bubur. Masih gampang juga nyuapinnya. Di sariawan yang kedua susahnya minta ampun, dia lebih sering GTM. Aneka masakan sudah aku coba, aku sengaja memasakkan aneka menu favoritnya. Tapi cuma disentuh seimprit, itupun kalau dia mood. Kesabaran semakin menipis karena khawatir kekurangan asupan...

Cerita Dari Jogja (Part 2)

Bandara Adi Sucipto: tampak depan Kali ini aku akan bercerita tentang bandara yang ada di Jogja, yaitu Adi Sucipto International Airport. Meskipun bertaraf internasional, bandara ini termasuk kecil secara luasan bangunan dan landasan. Beda jauh dengan bandara Juanda di Surabaya atau Soekarno Hatta di Jakarta. Ruangan kedatangan domestiknya nggak terlalu gede, bisa dikatakan kecil malah, "cuma" dilengkapi tiga baggage claim.  boarding room antrian masuk pesawat Untuk boarding room, berbeda dengan bandara lainnya yang bebentuk persegi panjang, di bandara ini bentuknya setengah lingkaran. Karena jumlahnya cuma satu, maka penumpang dari berbagai maskapai akan bercampur baur di sini. Boarding room ini dilengkapi 4 gate untuk naik pesawat. Cuma kemarin pas aku check in , di boarding pas s ku tertera gate 0. Berhubung ini baru pertama kali terjadi, daripada tersesat di bandara, aku bertanya ke salah satu petugas yang ada. Dari beliau, aku mendapatkan informa...

Aku dan Freezer = Pembuktian :)

Suka yang aneh - aneh. Doyan belanja. Boros. Keras kepala. Pemimpi. Itulah komentar orang - orang sekitar pas tahu aku berencana beli freezer baru karena freezer yang lama udah nggak muat buat ASIP. Sempat stress juga karena omongan tersebut. Tapi mereka kan nggak pernah berada di posisiku. Mereka nggak pernah pompa ASI kayak aku. Sempet kendur juga ketika disodori pertanyaan "emang bakal penuh?", "kalau udah nggak dipakai mau diapakan?". Hmm... Akhirnya aku tetap pada keputusanku, beli freezer baru. I don't care with all they said any longer. Modal utamaku cuma bismillah. Dan ketika freezer itu datang, apa yang terjadi? Aku menangis haru saat tahu freezer itu akhirnya penuh, bahkan nggak muat untuk ASIP yang ada setelah botol - botol yang berceceran (baca: dititipkan di mana - mana) dikumpulkan dan dipindahkan ke situ. Alhamdulillah wa syukurillah, aku berhasil membuktikan bahwa freezer ini emang worth to buy . Aku membuktikan kalau aku bisa ...