Skip to main content

Annyeonghaseyo! This is Korea! :)

Hallooo. It's been a week already I didn't write anything here coz I just returned from Korea. I had business trip for APAIE Conference and Exhibition 2014 on March, 16-21. Aku berangkat bersama tiga orang rekan kantor, pakai Garuda Indonesia transit dulu di Jakarta. Pesawat kami bertolak ke Seoul jam 23.30 WIB, sumpah ngantuk banget nungguin boarding time, tapi entah kenapa nggak bisa tidur juga. Begitu masuk pesawat udah mencoba merem, bisa tidur tapi enggak bisa nyenyak. Tidur dalam posisi duduk memang nggak nyaman. Bolak - balik kebangun. Perjalanan Jakarta ke Seoul memerlukan waktu sekitar tujuh jam. Jam tujuh waktu Seoul (atau jam lima pagi WIB) aku disuguhi sarapan. Berasa sahur lho ya, makan sepagi itu. Hihihi. Aku pilih menu Indonesian Style. Menunya Nasi Uduk, Ayam Kecap dan tumis buncis + tempe. Enaakkk. 

Pesawat mendarat di Incheon International Airport sekitar jam 8.30 waktu Korea. Pertama kali menjejakkan kaki di sana, takjub banget ngelihat bandara yang super gedhe, ada kali tiga kalinya Soetta, ndeso ya, hehe. Gatenya ada sekitar 200an. Kedatangan penumpang dan bagasi berada di terminal yang berbeda. Sebagai salah satu bandara tersibuk dan terbesar di dunia, Incheon punya website dengan berbagai informasi yang dibutuhkan pendatang. Salah satu informasi penting adalah info mengenai sarana transportasi untuk mencapai satu daerah, lengkap sudah dipampang di sana. Infonya bisa dilihat di http://www.airport.kr/eng/. Nggak salah kalau Incheon mendapatkan penghargaan sebagai World's Best Airport.



Sebelum berangkat ada baiknya browsing dulu soal cuaca, destinasi wisata atau perbelanjaan. Infonya bisa dilihat di sini http://english.visitkorea.or.kr/enu/index.kto. Recommended banget nih website, infonya lengkap.

APAIE 
APAIE adalah Asia-Pacific Association for International Education. Acaranya adalah Exhibition and Conference. Tema conference tahun ini adalah Enhancing Cross-Border Education Cooperation with Universities in Asia-Pacific: From Past to Present and the Future. Untuk acaranya sendiri diadakan di aT Center, exhibiton hall yang konon katanya terbesar di Seoul. Acara ini cocok untuk mencari partner kerjasama baru, mempromosikan universitas dan program - programnya, serta presentasi. Universitas yang datang banyak, mereka punya skema kerjasama yang berbeda, program yang ditawarkan juga beragam. Setiap kali main ke booth tetangga untuk mengenalkan UA, pasti dapat souvenir. Sumpah deh, di sini souvenirnya macam - macam. Dari yang biasa macam bolpen, note book, pembatas buku, name card holder sampai cookies, topi, kacamata, peralatan makan, tatakan gelas, dsb. Itu mereka idenya kok ya ada aja sih. Belum lagi model dan desain flyersnya. Bagus-bagus.

in front of aT Center
welcome to APAIE 2014
Foto di booth visit korea, mbaknya pake hanbok :)
Salah satu peserta yang tertarik dengan blangkonnya Indra
gaya dengan kacamata pemberian tetangga :)

Transportasi
Meskipun kota besar, jalanan di Seoul "cuma" masuk kategori ramai lancar. Jumlah pengendara motor lebih sedikit daripada pengendara mobil. Mayoritas penduduk Korea menggunakan sarana transportasi umum karena memang sarananya sudah memadai baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Subway dan bus menjangkau seluruh pelosok daerah. Mau ke mana saja jadi mudah. Di sana pada patuh sama rambu - rambu lalu lintas, kalau lampu oranye menyala, maka pengendara kendaraan langsung menghentikan kendaraannya, memberikan jalan untuk pejalan kaki. Kalau di Indonesia mah, lampu oranye menyala malah ngegas deh. Di sana zebra cross-nya dua jalur, jadi enggak rebutan untuk jalan berlawanan. Subway di sana sekali jalan antara 1050 - 2100 won, kalau transfer dikenakan charge 400-700 won. Kalau naik subway yang perlu diperhatikan adalah di exit nomor berapa kita akan keluar. Satu stasiun exitnya banyak, bisa sampai 12. Salah nomor exit bisa jalan jauh ke tempat tujuan. So, baca peta dan signage itu perlu. Stasiun di sini bersih dan nyaman. Banyak toko di sana, mulai dari makanan, baju, kosmetik dan sovenir.

Seoul's traffic in the evening
suasana stasiun subway
Zebra Crossnya punya jalur ganda 

Halte Bus Yangjae
Di setiap sarana transportasi pasti ada bangku khusus untuk ibu hamil, ibu yang membawa balita, manula dan penyandang cacat. Untuk menggunakan alat transportasi tsb ada namanya T-Money Card yang bisa diisi ulang sesuai dengan kebutuhan. Praktis jadinya. Nggak perlu ada kondektur :) Info lebih lanjut soal T-Money Card dan tarif sarana transportasi di Korea bisa dilihat di sini http://english.visitkorea.or.kr/enu/TR/TR_EN_5_4.jsp.

Dari airport ke hotel, dan sebaliknya, aku naik airport bus. Bayarnya 10.000 won. Di bus, ada fasilitas wi-fi juga lho. Jangan takut nggak bisa eksis ya :)

Makanan
Makanan di sini harganya mulai dari 2000 won, setara sama makan di mall kalau di Indonesia. Selama di Korea, aku makan pagi di hotel, siang di conference, malam baru njajan. Di sini susah nemu nasi wungkulan, baru nemu nasi yang dibuat Kimbap (sushi versi Korea) aja nih. Makanan yang sudah aku coba adalah Odaeng (Korean Fish Cake Soup served with radish and green onion), Tteokbokki (rice cake in hot tomato sauce), Buchimgae/Jeon (seafood pancake), Bungeoppang (wafel bentuk ikan dengan isian kacang merah), Twigim (aneka gorengan isinya cumi, ubi, udang). Kita harus hati-hati dalam memilih makanan, karena mereka juga mengkonsumsi babi.

Odaeng
Buchimgae
Lunch Day 1 at conference
Banana Milk
Tteokbokki
Satu hal yang menarik di sini adalah Stroberinya ukurannya gedhe-gedhe, udah gitu rasanya manis pula. Doyan banget deh nyemilnya.


Oiya, di sini penjual buah banyak banget. Mulai dari di stasiun sampe di pinggir jalan.
  

Cuaca
Saat ini di Seoul sedang pergantian musim antara Winter ke Spring. Suhunya kalau siang berkisar 8-12 derajat, while kalau malam 0-6 derajat. Keadaan ini bikin aku mimisan hampir tiap malam/pagi. Maklum, biasa hidup di Surabaya dengan suhu selalu di atas 25 derajat.

Pusat Perbelanjaan
Ada banyak pusat perbelanjaan di Seoul. Aku mengunjungi Myeongdong dan Namdaemun. Myeongdong ini versi high end, while Namdaemun adalah versi low end. Namdaemun ini mirip Malioboro. Pasar serba ada, mulai sovenir, makanan, baju, peralatan masak dan kosmetik. Di Myeongdong aku cuma beli makanan buat makan malam aja sih, kalau di Namdaemun aku beli kaos, sovenir. Untuk oleh-oleh makanan aku belinya di mini market dekat hotel karena harganya sama aja. Mini market macam 7-eleven, Mini Stop, Daiso, Home Plus.

at Myeongdong
at Namdaemun
Cafe (tenda) plastik

various menu
Oiya seusai dari Namdaemun Market, aku mampir di Sungyemun Gate. Gate bersejarah ini sebenarnya dibuka untuk umum, tapi berhubung udah tutup aku foto di dekatnya saja :) Jam operasional gate ini adalah jam 09.00-18.00 (Selasa - Minggu)



Sungyemun Gate

Telekomunikasi
Wi-fi is everywhere. Soal kecepatan, tidak perlu diragukan. Kecepatannya prima meskipun koneksinya cuma-cuma. Aku kemarin mengaktifkan data package for international roaming, di sana Telkomsel kerjasama dengan SK Telecom. Koneksinya juara. Kecepatannya berkali lipat dari punya Telkomsel :p

Pumping
Sebagai breastfeeding mom yang belum nyapih balitanya, pumping adalah rutinitas wajib ketika berjauhan dengan anak in order to maintain breastmilk production. Aku pumping tiap pagi dan malam. Tapi ASIPnya nggak aku bawa pulang karena Bintang sudah nggak mau minum ASIP. Terpaksa deh dibuang. Jangan ditanya gimana perasaanku membuang lebih dari setengah liter ASIP ya, yang pasti aku berlinang air mata saat melakukannya.

Harga makanan, barang - barang kebutuhan sehari-hari, tarif transportasi dan lainnya sebenarnya tidak lebih murah dari di Indonesia, tapi buat orang Korea ya terjangkau secara pendapatan domestik bruto mereka udah jauh lebih tinggi dari Indonesia. Yaiyalah udah negara maju. :D

Aku balik ke Indonesia hari Jumat, pesawatnya pagi. Berangkat dari hotel ketika langit masih gelap. Selama di Seoul belum pernah ketemu matahari. Langitnya mendung terus. Karena enggak sempat sarapan, maka ketika disuguhi lunch di pesawat, semua menu kusikat habis kecuali kimchinya. Sengaja milih menu Indonesian Style karena kangen makan daging. Daging Masak Kaleonya sumpah juara, hwenakk.

Lunch on board
The plane that took me home :)
Asli ya di pesawat selama hampir tujuh jam itu bikin mati gaya, baca udah, nonton udah, tidur juga udah. Tapi enggak nyampe-nyampe. Begitu sampe Soetta lansung deh udah kerasa kalau rumah udah deket, padahal masih harus nunggu pesawat lanjutan ke Surabaya. Balik ke Indonesia langsung disambut cuaca panas, jaket langsung dilepas biar nggak keringetan. Tapi hidung yang selama di sana suka mimisan ini langsung plong. Alhamdulillah.

This trip was so interesting. Meskipun aku tidak banyak jalan - jalan di sana, aku bersyukur bisa sampai Korea, gratisan pula :) Bye Seoul, bye Korea. Thanks for the great experience, it's unforgettable. I'm wishing to come back someday :)

Comments

Unknown said…
anyeong!!!

"nasi wungkulan" y mbk bahasanya xD~
buchimgae itu mngingatkanku pada omelet cmpur mie ama tahu dsni.gmna rasanya Buchimgae itu mb? :O
baca post ini berasa "ngikut" ke Korea,,aplgi smbl dngerin 2PM&SNSD..aplgi smbil liat iklannya mie bulgogi nya Ind*mie :D
makasii mb oleh2 souvenirnyah.keep blogging and i will keep reading #nyahaha :p

Popular posts from this blog

Nasi Pupuk

Nasi Pupuk adalah Nasi Campur khas Madiun. Biasa ada di resepsi perkawinan dengan konsep tradisional, bukan prasmanan. Makanya biasa juga disebut Nasi Manten. Isinya adalah sambal goreng (bisa sambel goreng kentang, krecek, ati, daging, atau printil), opor ayam (bisa juga diganti opor telur), acar mentah dan krupuk udang. Berhubung sudah lama tidak ke mantenan tradisional, jadi aku sudah lama banget tidak menikmatinya. So, membuat sendirilah pilihannya. Soalnya tidak ada mantenan dalam waktu dekat juga. Hehehe. Alhamdulillah bisa makan dengan puas :) Happy cooking, happy eating.

Cerita Tentang Pesawat Terbang

To invent an airplane is nothing.  To build one is something.  But to fly is everything.  (Otto Lilienthal) Naik pesawat terbang buat sebagian orang adalah makanan sehari-hari. Surabaya - Jakarta bisa PP dalam sehari, lalu esoknya terbang ke kota lainnya lagi. Tapi, bagi sebagian orang naik pesawat terbang adalah kemewahan, atau malah masih sekedar harapan. Aku ingat betul, ketika aku masih kecil, sumuran anak taman kanak-kanak, aku punya cita-cita naik pesawat. Setiap kali ada pesawat terbang melintas, aku mendongakkan kepala dan melambaikan tangan.  Seusai ritual itu, aku akan bertanya "Bu, kapan aku bisa naik pesawat". "Nanti kalau kamu sudah besar, belajar yang rajin ya", jawab Ibu. Pada saat itu aku cuma mengangguk, tidak menanyakan lebih lanjut apa hubungan antara naik pesawat dengan rajin belajar. Yang pasti, mimpi itu tetap terpatri. Ketika usiaku semakin bertambah, aku menjadi lebih paham bahwa sebenarnya naik pesawat tidak masuk

[Review] Urban Wagyu: Makan Steak di Rumah

tenderloin steak rib eye steak Sejak kapan itu pengen makan steak, cuma suami keluar kota terus. Lalu, lihat feed IG kok nemu steak yang bisa delivery. Tergodalah aku untuk ikut beli di  @urbanwagyu . Mereka adalah steak house yang melayani delivery order saja, karena untuk sementara belum ada restonya. "Wah, seru nih  bisa makan steak di rumah", pikirku. Pesananku: rib eye well done, mashed potato, mixed vegies, extra grilled baby potato dg mushroom sauce. Sedangkan pesanan suami: tenderloin well done, french fries, mix vegies dengan black pepper sauce. Pesanan kami datang dengan kemasan box cokelat ala pizza dengan keterangan tentang detail pesanan di salah satu sisinya. Dagingnya dibungkus alumunium foil, saus dibungkus cup plastik dan diberikan peralatan makan dari plastik  dan dilengkapi dengan saus tomat dan sambal sachet. Reviewnya sebagai berikut: Dagingnya empuk banget, bisa dipotong dengan peralatan makan plastik. Lembut dan